Sebagai pasangan suami istri muda yang baru setahun berumah tangga, kehidupan keluarga kami berjalan dengan tenang, apa adanya dan tanpa masalah. Saya, sebut saja Ratna (23), seorang sarjana ilmu pemerintahan. Usai tamat kuliah, saya bekerja pada kantor pemerintah daerah di Solo. Kulit tubuh saya putih bersih, tinggi 163 cm dan berat 49 kg. Sementara ukuran bra 34b.
Sementara, suami saya juga ganteng. Rio namanya. Umurnya tiga tahun diatas saya atau 26 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi. Rio orangnya pengertian dan sabar.
Soal hubungan kami, terutama yang berkaitan dengan malammalam di ranjang juga tidak ada masalah yang berarti. Memang tidak setiap malam. Paling tidak dua kali sepekan, Rio menunaikan tugasnya sebagai suami.
Hanya saja, jika hasrat saya sedang meninggi dan Rio menolak berhubungan badan dengan alasan lelah , itu membuat saya kecewa. Memang saya akui kalau soal yang satu ini, saya lebih agresive.
pada penis Rio.
Tat kala batang penis hitamnya bergerak keluar masuk , aku mulai merakan nikmat yang luar biasa , Karyo yang terus mengocok vaginaku dengan penisnya mendengus memek kamu luar biasa nikmatnya sayang katanya .
Dalam hati aku pun berkata yang sama. Ahh Karyo .. ahhh desahku Goyangannya yang lembut, tapi mantap segera membawaku ke puncak orgasme . Tapi seperti sebelumnya Karyo menahannya . Dia membenamkan penis besar di dalam , vaginaku , dan dia diam tak bergerak.
Karyo , ayo goyang dong .. pintaKu. Karyo tersenyum loh , tadi gak mau , koq sekarang minta . Wajahku sepertinya panas , birahiku melorot.
Kembali Karyo mengoyang , dan membawaku kepuncak orgasmeku . Aku sudah tak tahan , aku harus mendapatkan orgasmeku . Dan lagi lagi Karyo dengan sengaja membatalkan orgasmeku . Penisnya di hentak keras ke dalam vaginaku , rasanya kepala penisnya memukul rahimku .
Aku mengerang sakit . Karyo , kamu jahat sekali .. kataku . Karyo tersenyum . kalau mau ninta orgasme dari aku yah, kamu harus minta dengan mesra dan nafsu dong katanya.
Aku seperti seorang cewek murahan tak bisa berpikir jernih . langsung aku berkata Ayo , mas Karyo entotin Ratna ,yah , Ratna minta orgasme , ayo mas tolong .
Karyo tersenyum , dan dia mulai mengoyang batang penisnya. Penis itu membuat aku gila . Sebentar saja , rasa gatel di vaginaku , membuat tubuhku mengerang dan menjerit ahhh , enak.aku keluarrr .
Aku lemas , Karyo menahan gerakan penisnya sebentar , merasakan otot otot vaginaku meremas batang penisnya , dan kemudian bergerak lagi . Sebentar saja , aku mencapai orgasme lagi .
Entah hari itu berapa kali tubuhku , mengejang di buat orgasme oleh batang penis Karyo . Yang jelas aku sangat menikmati permainannya . Aku lupa siapa diriku , aku lupa siapa suamiku.
Sejak saat itu, saya pun ketagihan dengan permainan Pak Karyo. Kami masih sering melakukannya. Kalau tidak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Meski, kemudian Pak Karyo juga sering minta duit, saya tidak merasa membeli kepuasan sahwat kepadanya.
Semua itu saya lakukan, tanpa setahu Rio. Dan saya yakin Rio juga tidak tahu sama sekali. Saya merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, saya juga butuh belaian keras Karyo itu. Entah sampai kapan.
0 komentar:
Posting Komentar