Cerita Sex Terbaru Ngentot Bertiga Saat Bulan Madu Di Malaysia – Pengalaman yg akan aku ceritakan dalam situs ini, merupakan suatu pengalaman yg tak mungkin dapat aku lupakan begitu saja. Selain kejadiannya belum begitu lama, yakni pada akhir Januari 2004 lalu, juga lokasi tempat peristiwa itu berlangsung adalah di luar negeri, tepatnya negara Malaysia.
Berawal dari adanya undangan dari Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia padaku untuk menghadiri beberapa kegiatan ke beberapa tempat-tempat pariwisata yg ada di Malaysia, sekaligus menghadiri puncak perayaan Thn Baru China yg dikenal dengan nama “Gong Xi Fa Chai” di kawasan wisata Danga Bay yg baru di kembangkan di Johor Bahru.
Kamis pagi tanggal 22 Januari 2004, saya bersama beberapa travel agent dari kotaku lepas landas dari Bandara “T” dengan menggunakan pesawat MAS milik maskapai penerbangan Malaysia menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
Setelah transit beberapa menit sekaligus cap pasport tanda masuk ke negara jiran itu, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju Sultan Ismail (Senai Air Port) Johor Bahru. Selesai mengemasi barang-barang bawaan kami dari pihak kastam (bea cukai) Malaysia, ternyata kami sdh dijemput oleh pihak Mega FAM Malaysia, travel agent di Malaysia yg ditunjuk khusus untuk melayani kami selama mengikuti kegiatan tersebut, dengan menggunakan sebuah mobil fan “Regio”. Oh ya, aku lupa memperkenalkan diri.
Di Kota asalku, selain aku dikenal sebagai seorang fotografer terkenal berusia 33 thn, aku juga merupakan salah seorang pengamat masalah pariwisata dan telah mengunjungi beberapa tempat wisata di negara Asia Tenggara. Dalam rombongan kami yg berjumlah 6 orang, hanya aku sendiri yg bukan berasal dari travel agent.
Oleh pihak Mega FAM yg menjadi pemandu kami, aku dan rombongan diinapkan di Hotel Eden Garden, sebuah hotel bintang lima yg lokasinya sangat strategis sekali di Johor Bahru, dimana di samping hotel dalam bangunan yg sama, selain merupakan kawasan free duty (bebas pajak), juga ada pelabuhan penyeberangan ke beberapa tempat di Indonesia.
Begitu kami sampai di Eden Garden, aku melihat kesibukan masing-masing pemandu yg mendampingi para undangan dari 17 itu negara cukup sibuk mengentry data peserta dan mencocokan namanya pada kamar yg telah disediakan. Sambil menunggu kunci kamar, aku mengeluarkan kretek kesukaanku dan menghisapnya dalam-dalam sambil duduk di loby hotel.
“Hai, selamat sore. Boleh saya duduk disini?” saya dikagetkan oleh suara lembut dalam bahasa Inggris.
Reflek aku menolehkan kepala ke arah suara tersebut. Aku jadi terkesima melihat seorang cewek bule yg cantik dengan postur tubuh yg sangat ideal dengan rambut pirang sebahu. Dan kulitnya, alamak. . ! Sangat jarang aku ketemu bule dengan kulit mulus nyaris tanpa bercak-bercak seperti kebykan bule-bule lainnya.
“Ya, silahkan, ” aku menjawab dengan sedikit tergagap.
“Are you from Malaysia. . ” tanya cewek yg aku taksir berusia sekitar 21 thn itu.
“No, I’am from Indonesia, ” jawabku.
“Bali. . ” ujarnya lagi.
“Bukan, aku berasal dari kota ‘P’, ” jawabku seraya menjelaskan letak kota kelahiranku yg terletak di pesisir Barat pulau Sumatera.
Lalu ia memperkenalkan dirinya sebagai Elin, berasal dari negara Swedia. Ia juga menceritakan bahwa ia termasuk salah seorang dari 3 orang warga Swedia yg diundang Menteri Pariwisata, Senin dan Budaya Malaysia untuk mengikuti kegiatan promosi pariwisata di Malaysia itu. Dan akupun memperkenalkan diri, serta juga menceritakan perihal yg sama padanya.
Tak lama kemudian pembicaraan terputus ketika pemandu kami yg keturunan Pakistan memberikan kunci kamar 1249 padaku. Beberapa menit kemudian, Elin kulihat juga menerima kunci kamarnya dari pemandunya yg ternyata berdekatan dengan kamarku, yakni di kamar nomor 1250.
“Hai, kamar kita berdekatan, ” katanya, yg aku balas dengan sebuah anggukan dan tak lupa menebar senyum manis padanya.
Seluruh peserta yg telah mendapatkan kunci kamar masing-masing, oleh para pemandu dipersilahkan untuk berisitarahat di kamar masing-masing, sambil menjelaskan bahwa hari itu adalah acara bebas, namun besok paginya pukul 07. 30 waktu setempat harus sdh berkumpul di loby hotel untuk mengikuti seminar yg akan dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata, Senin dan Budaya Malaysia, di The Puteri Pan Pasific Hotel.
Eden Garden Hotel tempat kami menginap itu, cukup bagus dan berbentuk segi tiga. Di tengah hotel, pada lantai lima terdapat restoran yg menyajikan live music, sehingga para tamu yg menginap di lantai 5 hingga lantai paling atas, dapat menikmati hiburan live music itu dari depan pintu kamar masing-masing.
Aku baru saja selesai mandi dan masih menggunakan celana pendek hawai dan baju kaus singlet, ketika tiba-tiba bell di kamarku berbunyi. Ketika ku buka pintu kamar, ternyata Elin telah berdiri di hadapanku dengan menggunakan baju tidur tipis berwarna hitam, sehingga kontras sekali dengan kulitnya yg putih mulus.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
“Maaf, mengganggu. Boleh saya masuk. . ” ujarnya memecah kesunyian, karena masih kaget dengan kedatangannya.
“Eh, oh. . ya. Silahkan, ” jawabku sedikit terbata, yg dibalasnya dengan sebuah senyuman manis.
“Mau minum teh atau kopi? Atau kalau mau yg lain silahkan saja ambil di lemari pendingin itu, ” aku menawarkan minuman, karena kebetulan air yg aku masak usai mandi tadi telah terdengar mendidih.
“Kopi juga boleh, tapi jangan pakai cream ya. . , ” kembali ia melemparkan senyumnya yg aduhai itu padaku, dan ia lalu beranjak menuju jendela untuk menikmati pemandangan di luar sana.
Tiba-tiba aku mendengar ia terpeleset jatuh dan meringis kesakitan. Dengan reflek, aku coba untuk menolongnya bangkit. Itulah kesalahanku, cangkir yg baru aku isi air panas itu ikut tumpah dan mengenai tanganku serta sebagian lagi tumpah ke pahanya. “Aduh, panas sekali, ” katanya sambil meraba pahanya.
Aku jadi salah tingkat dan tak th harus berbuat apa. Aku coba memapahnya serta menidurkannya di ranjangku yg berukuran besar itu.
“Aduh, ” rintihnya sambil mengusap-usap bagian paha kanannya.
“Maaf, aku tidak sengaja, ” jawabku dan tanpa sadar ikut pula mengusap-usap pahanya.
Sejenak ia menatapku, dan akupun balas menatap tepat di bola matanya. Ia tersenyum dan akupun membalas senyumannya itu. Perlahan ia menyingkapkan baju tidurnya untuk melihat pahanya yg tersiram air panas tadi. Kulihat ada rona merah pada paha kanannya yg putih mulus itu.
“Ah, tidak apa-apa kok. Justru yg terasa sakit itu disini akibat terjatuh tadi. Boleh bantu aku memijitnya. . ” katanya yg membuat aku jadi tersentak kaget.
Namun entah kenapa, aku menurut saja dan dengan sedikit ragu mulai meraba bagian pahanya yg terkilir itu. Dengan sedikit gemetar, aku mulai memijit pahanya yg terbentur karena kaki kursi tadi. Tiba-tiba saja, ku rasakan hawa panas menjalari tanganku, dan terus ke seluruh tubuhku. Pahanya kurasakan begitu lembut, dan rasanya tanganku keenakan memijitnya.
“Oh, enak sekali. Terus Irwan, rasanya ngilunya berangsur hilang, ” rintihnya.
“Sebentar lagi juga hilang sakitnya, ” jawabku dengan gemetar menahan gejolak nafsuku yg mulai memuncak ke ubun-ubun. “Kamu pintar juga memijit ya, kebetulan badanku capek benar karena terbang cukup lama dari swedia tadi. Boleh aku minta pijit tubuhku?” katanya yg membuatku sedikit terkejut.
Namun karena apa yg aku inginkan untuk menyentuh seluruh tubuhnya terbuka, tanpa menunggu lama aku menganggukkan kepala tanda setuju. Dan Elin, tanpa minta persetujuanku lebih dahulu, langsung saja mencopot pakaian tidurnya yg tipis itu, dan kemudian telungkup di tempat tidur.
“Irwan, supaya kerja kamu tidak terhalang, kamu buka saja kaitan BH ku, ” ujarnya, aku langsung saja membuka kaitan BHnya.
Akupun mulai memijit bagian-bagian tertentu di tubuhnya sehingga membuat tubuh Elin terasa sedikit mulai segar. Apalagi, selama ini aku juga sdh pernah belajar memijit dari kakekku yg seorang ahli pijit di kampungku.
“Oh, Irwan. Kamu pintar sekali memijit. Aku ingin seluruh tubuhku dipijit sama kamu, ” katanya.
“Apapun yg kamu minta malam ini, akan aku berikan, ” jawabku menyenangkan hatinya.
“Betul, Irwan?” ia membalikkan badannya dan duduk di sampingku dan menatap wajahku.
“Sure. . !” jawabku lagi.
“Oh, kamu memang baik sekali, ” dan tanpa kusangka sedikitpun, ternyata bibirnya yg ranum dan merah merekah itu telah mendarat saja di bibirku.
Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kuluman bibir dan permainan lidahnya aku balas dengan hangat. Lidahku maupun lidahnya saling kait mengait di dalam rongga mulut kami yg sdh saling beradu. Ia semakin erat memelukku, sementara tanganku mulai nakal dan coba mencari tonjolan di dadannya yg mulus itu.
“Uh, kamu nakal Irwan, ” rengek Elin dan merebahkan dirinya ke ranjang namun tidak melepaskan pelukannya pada diriku, sehingga otomatis tubuhku menindih tubuh mulusnya.
Aku terpana melihat pemandangan yg begitu indah, terutama menyaksikan tonjolan di dadanya yg berukuran 36B dengan puting warna pink yg menjulang. Dengan tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, aku mainkan puting susunya dengan lidahku, sehingga membuat Elin merintih merasakan nikmat yg tiada tara.
Aku jadi semakin ingin memberikan kenikmatan yg tiada tara kepadanya. Lidahku terus merambat turun, dan sebentar bermain-main di pusarnya. Kemudian turun lagi ke bawah, dan terus menjilati celana dalamnya yg juga berwarna hitam namun sdh mulai dibanjiri cairan yg cukup kental. Secara perlahan-lahan, aku buka dan pelorotkan CD-nya hingga ia menjadi polos dan telanjang bulat. Disekitar lubang memeknya, aku lihat bulu-bulu halus berwarna pirang namun tercukur rapi.
Dengan rakus, aku lalu menjilati sekitar liang memeknya serta mempermainkan clitorisnya dengan lidahku. Aku melihat Elin semakin menggelinjang dan merintih merasakan rasa nikmat yg tiada tara. Aku terus kosentrasi mempermainkan sekitar lubang memekna, dan sekali-sekali tanganku menyambar dua puncak gunung yg menjulang tinggi, seakan-akan menantang diriku untuk melumatnya. Dan tiba-tiba, aku merasakan tubuh Elin menegang dan menjepit kuat kepalaku dengan kakinya.
“Oh, Irwan. . Aku mau ke. . luar. . !” rintihnya. Dan aku semakin menggebu-gebu untuk terus menjilati sekitar rongga memeknya yg sdh mulai melebar, sehingga akhirnya kurasakan byk cairan berwarna putih keluar dari lubang memeknya yg terasa panas dengan aromanya yg khas membanjiri mulutku.
Aku hisap seluruh cairan yg keluar tersebut dan menelannya dengan nikmat.
“Irwan, kamu benar-benar hebat. Aku merasa puas sekali, ” Elin langsung duduk dan mencium bibirku dengan mesra.
Aku membalas ciuman itu dengan mesra. Dan Elin tampaknya mulai terangsang lagi, dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur yg empuk. Dan tanpa ku duga sama sekali, ia langsung menarik kaos singlet yg kupakai ke atas hingga lepas, dan setelah itu berusaha melorotkan celana hawai dan kemudian CD yg kupakai.
Tanpa membuang waktu lagi, aku kembali menggumul Elin dan memainkan lidahku pada tempat-tempat sensitif yg dimilikinya. Sambil mengerang mengerang kenikmatan, Elin mencoba mencari rudalku dengan ukuran 16, 5 Cm dengan diamater 3 cm yg sejak tadi sdh mengeras itu, dan mengarahkannya ke lubang memeknya yg sdh siap tembak.
“Ayo Irwan, masukkan. Aku sdh tidak tahan lagi, ” ujarnya lemah.
Dan setelah kepala rudal milikku tepat berada di lubang memeknya, secara perlahan aku hentakkan untuk bisa menembus lobang yg cukup sempit itu. Sedikit-demi sedikit, rudalku berhasil menembus lubang kenikmatan milik Elin, hingga akhirnya tembus sampai ke dasarnya.
“Oh, nikmat sekali Irwan, ” rintih Elin begitu punyaku menyentuh dasar memeknya.
“Iya, aku juga merasakan kenikmatan yg tiada duanya sayang. . , ? jawabku.
Elin terlihat semakin memperkencang goyang pinggulnya, dan aku mengimbanginya dengan mempercepat pula kocokan rudalku keluar masuk lubang memeknya. Setelah rudalku keluar masuk sekitar 25 menit lamanya, aku melihat Elin sdh hampir mencapai orgasmenya yg kedua.
“Irwan, aku mau keluar lagi, ” erangnya.
“Tahan sebentar sayang, saya juga sdh mau sampai, ” jawabku.
“Oh, aku sdh tidak tahan lagi, ” ia kembali mengerang.
“Iya, kita sama-sama saja ya. Aku keluarkan di dalam atau di luar?” tanyaku.
“Di dalam saja, biar aku bisa menikmati rasanya semburan spermamu, ” katanya.
Akhirnya dalam suatu tempo permainan yg sdh mencapai puncaknya, kami sama-sama terhempas ke ranjang setelah berbarengan mencapai puncak kenikmatan yg tiada tara. Kami kemudian sama-sama mandi, dan di kamar mandi kembali permainan kenikmatan tadi kami ulangi, sebelum akhirnya ia mohon diri kembali ke kamarnya, setelah jam menunjukkan pukul 01. 45 waktu Malaysia.
0 komentar:
Posting Komentar