Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Aryanto mengatakan tersangka ditangkap di salah satu tempat di Pekanbaru. Namun saat ditangkap RP mengaku sakit.
"Pelaku berhasil ditangkap, namun dia mengaku sakit jantung," ucap Bimo Aryanto Sabtu (1/9/2018).
Karena mengaku sakit jantung, penyidik Polresta Pekanbaru membawa RP ke rumah sakit. Saat ini RP masih menjalani perawatan di rumah sakit Syafira Pekanbaru.
Selain menangkap RP, polisi saat ini masih memburu satu pelaku lain, yakni US. US sendiri merupakan kakek dari korban sebut saja Melati (13). Otak pelaku dalam kasus perkosaan ini adalah US. Dimana pria 60 tahun ini selalu mengantar jemput Melati ke sekolah.
Kepercayaan orangtua korban inilah yang di salah gunakan US. Dengan modus pengancaman dan memberikan uang jajan, US dia tega memperkosa cucunya itu. Keterangan korban ke polisi, bahwa US sudah memperkosanya sejak tahun 2017 atau sejak Melati masih duduk di bangku kelas 5 SD.
Tidak sampai di situ, US pun melakukan perbuatan lebih tercela, yakni 'memberikan' Melati ke RP yang tidak lain adalah atasan US. RP pun melakukan perbuatan cabul beberapa kali ke anak tidak berdosa itu.
Ketua Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan dan AnakRiau (LBP2AR), Rosmaini mengatakan perbuatan bejat keduanya dilakukan diberbagai tempat termasuk hotel. "Kita minta polisi segera menangkap kedua pelaku kekerasan seksual kepada anak di bawah umur," ucapnya.
Sementara itu pihak rektorat Universitas Islam Riau (UIR) menyatakan telah mengetahui kabar kalau ada dua staf yang terlibat dugaan kasus asusila yang dialami anak SD hingga hamil 7 bulan. Pihak kampus-pun menyerahkan proses hukum tersebut ke pihak berwajib.
"Pak Rektor sudah mengetahui terkait kasus asusila tersebut. Dia menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian," ucap Humas Universitas Islam Riau, Syafriadi.
0 komentar:
Posting Komentar