Di era dewasa ini, prosesi sunat dilakukan di rumah sakit, puskesmas, klinik dokter umum, atau dilakukan secara massal tanpa melakukan upacara adat. Nah, upacara adat ini yang membuat Desa Saneo berbeda dengan daerah lainnya.
Dalam prosesi sunat adat, terdapat satu jenis sesajen yang disebut pangaha sinci atau jajan yang berbentuk bunga, bulat seperti cincin.
"Ini adalah sesajen kami. Kalau tidak terpenuhi maka anak yang akan disunat bisa mengalami gangguan jiwa. Kepercayaan ini, turun temurun dipercayai sejak jaman dulu," kata Ketua Adat Desa Saneo, H Yasin, Minggu (5/8/2018).
Makanan atau jajan yang terbuat dari tepung beras itu jumlahnya ribuan. Ketika disusun, tingginya mencapai dua hingga tiga meter. Menurut warga setempat, jumlah tersebut ditentukan oleh tingkatan anak yang akan disunat.
Misalnya, jika anak pertama yang disunat, maka jumlah jajannya mencapai lebih dari seribu. Jika anak yang disunat adalah anak kedua atau ketiga, maka jumlah jajannya di bawah seribu.
Nerdasarkan kepercayaan masyarakat setempat jika jumlah jajan yang dijadikan sebagai sesajen (Di sebut SOJI ra NDOSO dalam bahasa Dompu) tidak sesuai dengan tingkat anak yang disunat, maka anak tersebut akan mengalami ganguan gangguan jiwa.
Tidak hanya itu, dalam sesajen ada unsur atau bahan lain yang ditambahkan, yaitu kuning, lilin, telur, kain kuning, kapur dan daun sirih, buah pinang, buah kelapa, kain putih, periuk yang terbuat dari tanah yang didalamnya berisi air doa dan bunga pohon pinang dan daun pandan.
Pada saat upacara tiba, terlebih dahulu jajan pangaha sinci dan bahan lainnya diturunkan dari rumah dengan ditopang oleh belasan orang. Kemudian jalannya didahului oleh anak yang disunat.
Begitu tiba di tempat acara, anak yang disunat disambut dengan shalawat oleh para ulama dan petuah desa. Setelah itu, anak disunat akan melakukan ritual makka atau sumpah suci. Yaitu:
Tas Ruma ee, Mada Ra Lao Maru Ku Aka Sori Miri, Ra Maru Pita Ku Lima Nteko, Ku Ne.e Ngupa Siwe Mantika (Ya Allah, saya tidur di tengah sungai yang mengalir, tidur di atas lapisan kelima. Saya ingin mendapatkan perempuan yang cantik).
Setelah itu, dilanjutkan dengan dzikir. Prosesi tersebut dilakukan berdasarkan kepercayaan masyarakat agar anak yang akan disunat tidak merasakan kesakitan saat disunat.
Setelah melalaui beberapa rangkaian, tibalah anak untuk disunat. Namun sebelum disunat, anak terlebih dahulu disiram atau dimandikan dengan air yang disebut air suci yang tadi telah berisi bunga dan daun pandan.
Lagi-lagi, cara tersebut dipercaya untuk menguatkan anak agar tidak merasakan kesakitan ketika disunat. Proses sunat diiringi oleh suara gendang dan suling yang ditabuh oleh orang khusus. Itu dilakukan, untuk memancing roh leluhur agar ikut menyaksikan proses sunat seorang anak.
"Acara sunat ini digelar setiap sekali pada masa panen selesai. Karena bahan untuk membuat sesajen didapatkan dari hasil panen warga sendiri," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar