Ali Ngabalin soal Pidato 'Berantem' Jokowi: Jangan 'Baper Dong'
Akibat pidato yang disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya, Presiden petahan RI Joko Widodo (Jokowi) dilaporkan organisasi masyarakat sipil di Yogyakarta, Indonesia Court Monitoring (ICM) ke empat lembaga negara.
Empat lembaga negara yang dituju adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Menanggapi pelaporan tersebut, Tenaga Ahli Deputi Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin mengimbau agar masyarakat tak terlalu menanggapi isi pidato tersebut berlebihan.
"Saya mau ngasih tahu kepada Anda semua bahwa beliau (Jokowi) mengerti, beliau tahu, beliau paham pilihan kata yang dilakukan," ujar Ali Ngabalin saat hadir sebagai salah satu narasumber dalam acara Prime News di CNNIndonesia TV, Senin (6/8) malam.
Sebelumnya, pembawa acara CNNIndonesia TV, Putri Ayuningtyas, meminta tanggapan Ali atas surat laporan ICM ke empat lembaga yang dikirimkan lewat Kantor Pos Besar Yogyakarta, Senin siang (6/8).
BIRPOKER AGEN POKER, CAPSA, DOMINO Q, ADU Q, BANDAR Q, SAKONG
BIRASIA BANDAR BOLA POKER LIVE CASINO ONLINE TERBAIK TERPERCAYA
ANDROID4D BO TOGEL BONAFIT TERBAIK TERPERCAYA TERJAMIN AMAN
"Jangan ada juga yang baper (terbawa perasaan)," ujar Ali Ngabalin.
Ali Ngabalin mengatakan pidato sang petahana dalam Rapat Umum Relawan Joko Widodo di Sentul, Bogor, pada Sabtu (4/8) lalu sudah diperhitungkan.
Oleh karena itu, sambungnya, Jokowi menekankan pada bagian 'jangan ngajak (berantem)' setelah pernyataan, 'Kalau diajak berantem juga berani'.
Narasumber lain dalam Prime News, pengajar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Jokowi terbawa suasana karena baru bertemu kembali dengan para relawan.
Walaupun begitu, ia menyayangkan Jokowi yang juga berstatus presiden bagi seluruh Indonesia mengutarakan soal 'berantem' itu meskipun di hadapan para wartawan.
"Teori komunikasinya ada. Ini sangat basic sebetulnya, 'Who says what in which channel to whom with what effect?'. Nah, 'who says what' ini yang sebetulnya, dengan segala hormat Pak Jokowi lupa," ujar Hendri.
Hendri mengatakan para relawan yang hadir di Sentul itu membutuhkan legitimasi dari orang yang bakal mereka dukung. Dan, sambungnya, ketika Jokowi menyampaikan pidato di hadapan mereka itu pun menjadi pelecut semangat untuk bergerak jelang Pilpres 2019.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo yang juga hadir dalam acara tersebut menyatakan apa yang sudah terjadi harus menjadi cermin evaluasi bagi Jokowi sebagai Presiden saat ini, dan bakal petarung untuk Pilpres 2019.
"Kepada Presiden Jokowi agar hati-hati. Bagaimanapun juga Bapak itu adalah Presiden Republik Indonesia," tutur Roy.
Sebelumnya, berpidato di hadapan relawan di Sentul, Jokowi bertutur, "Jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani."
Seruan itu pun disambut riuh tepuk tangan dan teriakan puluhan ribu relawan yang hadir.
"Jangan ngajak. Kalau diajak?" tanya Jokowi ke relawan.
"Berantem!" balas para relawan.
0 komentar:
Posting Komentar