Tangannya cekatan memainkan sebilah pisau di genggaman. Sementara tangan kirinya memegang bagian tubuh sapi yang hendak dikuliti. Beberapa orang tampak berkerumun, membantu pria bertopi hitam tersebut.
Tak lebih dari 1 jam, hewan kurban yang sebelumnya berdiri sudah berubah menjadi onggokan daging yang siap dibagikan. Di balik semua proses itu, ada nama Wahyudi (53), jagal dadakan yang lebih suka disebut sukarelawan.
"Saya belajar menyembelih (ternak) dari mertua saya kira-kira 30 tahun lalu," kata pria 3 anak tersebut membuka perbincangan dengan Wartawan, Rabu (22/8/2018) pagi di Lingkungan Ngampel, Ploso.
Untuk menjadi jagal (penyembelih ternak) memang tak sembarangan. Selain harus mengikuti ketentuan syar'i, lanjut Wahyudi, dirinya juga memiliki tata cara sendiri dalam menyembelih hewan kurban.
Tak hanya ketajaman pisau yang penting, cara memegangnya pun tak boleh asal-asalan. Mulai penyembelihan, proses menguliti, hingga mengiris daging, tangan Wahyudi hanya boleh memegang gagang pisau.
"Besi pisau itu jangan sampai disentuh. Jadi yang boleh dipegang tangkainya saja. Katanya kalau sampai kepegang pisaunya tidak afdhol," jelas Wahyudi merujuk pada keterangan ustaz yang pernah didengarnya.
Tidak itu saja, sebelum menyembelih binatang ternak dirinya membaca lafaz tertentu. Antara lain surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas. Masing-masing 3 kali. Bahkan jika ternak disembelih untuk kepentingan aqiqah, dirinya menggunakan lafaz khusus.
Meski kegiatan penyembelihan menyita waktu dan tenaga, namun pria lulusan ST (Sekolah Teknik) ini enggan pasang tarif. Selama kondisi tubuh prima dan waktunya memungkinkan, dirinya tak pernah menolak permintaan. Pun soal bagian daging, dirinya tak pernah minta kepada pemilik.
"Kalau pasang tarif itu istilah orang Jawanya saru (tabu). Apalagi untuk hewan kurban seperti ini. Saya anggap ini ibadah saja," ujarnya seraya berharap keberkahan dari apa yang dia lakukan.
Hingga pukul 10.00 WIB Wahyudi sudah menyelesaikan tugas menyembelih 4 ekor sapi dan beberapa ekor kambing. Suami Siti Maimunah itu pun mengaku tetap siap jika sewaktu-waktu diminta menyembelih hewan kurban hingga 3 hari ke depan.
"Kalau masih ada orang yang minta tolong Insyaallah siap," pungkas pria yang tiap hari berprofesi peternak sekaligus pedagang kambing.
0 komentar:
Posting Komentar