BAGHDAD - Seorang remaja Yazidi yang diperbudak oleh ISIS yang mencari suaka di Jerman telah kembali ke Irak. Ia nekat kabur ke Irak setelah bertemu dengan mantan penculiknya, yang terdaftar sebagai pengungsi di Stuttgart.
Ashwaq Ta’lo mengatakan bahwa dia dihentikan oleh Abu Humam - seorang anggota ISIS Suriah yang telah membelikanya seharga USD100 - saat berjalan pulang di Stuttgart.
"Saya membeku ketika saya melihat wajahnya dengan hati-hati," katanya kepada Bas News, sebuah agensi Kurdi.
Baca Juga : Gadis Kampung Tertipu & Akhirnya Hilang Keperlawanan
Baca Juga : Artis Indonesia yang Berhasil Di Rekam Bermain Cinta
Baca Juga : Cerita Misteri Aneh Rumah Bordil Super Mewah Di Indonesia
Baca Juga : Artis Indonesia yang Berhasil Di Rekam Bermain Cinta
Baca Juga : Cerita Misteri Aneh Rumah Bordil Super Mewah Di Indonesia
"Itu Abu Humam, dengan jenggot menakutkan dan wajah jelek yang sama," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (17/8/2018).
Ia mengatakan bahwa selama pertemuan tak terduga dengan mantan penculiknya, Humam mengatakan kepadanya: “Saya Abu Humam dan Anda bersama saya untuk sementara di Mosul. Dan saya tahu di mana Anda tinggal, dengan siapa Anda tinggal, dan apa yang Anda lakukan.”
Dia merekam video yang menjelaskan perjumpaan itu.
Ashwaq segera memberi tahu saudara laki-lakinya tentang insiden itu dan melaporkan Humam ke polisi Jerman, yang mampu mengidentifikasi pria itu dari rekaman CCTV. Namun, pihak berwenang Jerman mengatakan mereka tidak memiliki alasan untuk melakukan penangkapan, karena Humam juga terdaftar sebagai pengungsi.
Baca Juga : Kumpulan Wanita Seksi, Montok yang lagi Hits Di Indonesia
Baca Juga : Cristiano Ronaldo Memiliki Banyak Wanita Seksi Di Dalam Rumah
Baca Juga : Aplikasi Hp yang Bisa Melihat Manusia Tanpa Busana Alias Bugil
Baca Juga : Cristiano Ronaldo Memiliki Banyak Wanita Seksi Di Dalam Rumah
Baca Juga : Aplikasi Hp yang Bisa Melihat Manusia Tanpa Busana Alias Bugil
Remaja Yazidi itu kemudian memutuskan untuk meninggalkan Jerman, percaya bahwa dia akan lebih aman di Kurdistan, tempat tinggal ayahnya.
"Aku tidak akan pernah kembali," tukasnya.
|
0 komentar:
Posting Komentar