Aku memang tak seperti kebanyakan lelaki di seusiaku
Aku memang tak seperti kebanyakan lelaki di seuisaku, namaku yoga, aku memang terlahir tidak untuk menjadi cogan (cowok ganteng) ataupun cowok hits yang selalu diidamkan para perempuan sosialita, tapi aku bersyukur karena itu tandanya aku bukanlah gula yang terhampar bebas di lantai yang bisa dikerumuni semut mana pun.
Perlu diketahui satu hal, cinta adalah perasaan yang turun ke hati karena anugerah dari Allah SWT yang harus kita sikapi dengan baik, tidak bisa kita bayangkan bila manusia tidak punya rasa cinta sama sekali, mau jadi apa dunia ini?, tapi sungguh disayangkan kebanyakan orang selalu salah menyikapi cinta yang mereka alami, mereka cenderung mementingkan nafsu daripada hati, mereka tidak ada bedanya dengan binatang.
Aku pun sempat sama seperti mereka yang selalu salah menyikapi perasaan cinta ini, yang aku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar kita sama sama mencintai yang padahal cinta tidak bisa dipaksakan begitu saja, cinta ini bagaikan puzzle, kalau tidak cocok bagaimanapun juga tidak akan bersatu.
Disaat aku mulai beranjak ke kelas 11 di salah satu SMA ternama di daerahku aku mulai menemukan hal yang berbeda dari kehidupanku sebelumnya, aku mulai menemukan teman yang bisa menuntunku pada cinta yang benar, terlebih lagi di kelas 11 ini aku mulai menemukan 1 perempuan yang memang solehah meskipun secara pakaian belum begitu syar’i, namanya yaitu Laila, secara tidak sengaja ku mulai menyukainya, kuakui dia memang cantik tapi bukan itu prioritas utamaku, tapi karena dia perempuan yang baik yang bisa menjaga diri dari laki laki yang bukan muhrimnya.
Melihat dia mempunyai sikap seperti itu aku pun mulai berpikir bahwa akan tidak pantas bila aku mencintainya secara terang–terangan, yang berarti aku harus mencintainya dalam diam, memang awalnya berat karena memendam perasaan tak semudah membalikkan tangan, ku selalu memandangnya dari jauh, ku tau itu salah tapi mataku sulit sekali aku atur dan perasaan ini pun sempat membuatku bagaikan sayur yang kurang bumbu, tak jelas rasanya.
Tapi memendam rasa tak seburuk yang kita pikirkan, karena dengan memendam rasa kau tak perlu memutus silaturahim antar sesama manusia karena cinta yang salah, satu hal yang harus kita ketahui bila ingin memendam rasa kepada seseorang, cantumkan namanya dalam do’amu, hal itu akan mengobati rasa rindumu.
Aku sudah terhitung 2 tahun menyukainya dan tetap memendamkan perasaanku ini, memang prosesnya lumayan panjang tapi menyenangkan, yang harus kau ingat yaitu jangan sampai cintamu kepada lawan jenis lebih besar dibanding cintamu pada Allah SWT dan berhentilah berharap kepada manusia atau kau harus siap merasakan kekecewaan yang amat besar.
0 komentar:
Posting Komentar