Kuberikan PerawanKu Untuk Saudaraku
Siang itu dimeja makan sudah tersaji masakan ibuku yang sudah dipersiapkannya sebelum dia pergi bekerja, akupun segera bergegas untuk makan siang ditemani segelas es teh manis sambil menonton film kartun didepan tv.
Namaku Rafli duduk di kelas 3 smp, anak laki-laki semata wayang, orang tua ku keduanya bekerja kantoran, jadi setiap pulang sekolah sampai sore aku hanya seorang diri dirumah menghabiskan waktu dengan membaca buku atau main PS, gak heran teman-teman sekolahku memanggil aku “sibolor” karena kacamataku cukup tebal untuk anak seumuranku, bisa dibilang aku anak yang jarang bermain diluar, kalaupun harus keluar, itu pasti hanya karena tugas sekolah atau disuruh Ibu beli sesuatu.
Waktu menunjukan pukul 14:00 langitpun semakin mendung, kubawa tas sekolahku yang berat berisi buku-buku pelajaran lalu kukunci pintu rumah dan dengan segera berjalan tergesa menuju rumah Nita, oya Nita ini teman sekelas disekolah sekaligus tetanggaku, anaknya periang berambut lurus sebahu, tubuhnya tinggi semampai dibanding teman-teman cewek sebayaku, raut wajahnya agak mirip orang keturunan tionghoa walaupun sama sekali bukan orang keturunan tionghoa, bermata agak sipit berkulit putih.
Ditengah perjalanan menuju rumah Nita rintik-rintik hujan mulai berjatuhan, kuputuskan untuk berlari saja dan dengan ngos-ngosan akhirnya sampai juga didepan rumah Nita, rumahnya besar bergaya victorian, taman-taman dihalaman depan terlihat asri dan terawat, dengan segera kupencet bel dan tak lama kemudian Nita pun keluar, siang itu dia mengenakan baju santai berwarna putih bermotif bunga-bunga merah muda, celana tiga perempat dengan motif yang sama,
“Hai Raf, kok kamu ngos-ngosan gitu? kenapa dikejar anjing hehehe?” tanya Nita sambil membukakan pintu pagar rumahnya,
“aku lari Nit, takut hujannya keburu gede”
“iya sih Raf kayaknya hujannya bakal gede deh, gelap banget soalnya” Nita pun mempersilakan aku masuk sambil menutup pintu pagar rumahnya, lalu berjalan memasuki rumah.
“Yang lain pada belum datang Nit?” tanyaku sambil berjalan dibelakang Nita menaiki anak tangga menuju ruangan belajar.
“Belum Raf” jawab Nita,
kamipun sampai dilantai atas lalu memasuki ruang belajar, tampak buku-buku tersusun rapi dirak dan lemari kecil, mirip perpustakaan kecil, meja belajar lengkap dengan 4 kursi, papan tulis mini terpampang beserta poster-poster ensiklopedi dan peta dunia didinding, bola dunia, satu set komputer beserta printernya tertata rapi disudut meja, mesin proyektor lengkap dengan layar putihnya, karpet lantainya juga terasa begitu tebal, empuk dan nyaman dilengkapi bantal-bantal kecil berwarna-warni tertata rapi diatas karpet yang bisa dipakai buat selonjoran kalau bosan atau pegal setelah berlama-lama duduk dikursi belajar, ruangan belajar ini memang betul-betul dirancang sedemikian rupa oleh orang tua Nita, mereka memang sangat memperhatikan dan mengutamakan betul fasilitas dan kebutuhan pendidikan anak-anaknya, maklum ayah Nita adalah seorang dosen kedokteran disalahsatu universitas terkemuka dikotaku.
Tiba – tiba telpon pun berdering dari sudut ruangan dan Nita pun mengangkatnya, terdengar pembicaraan, “hoo oke deh Vin gapapa” dan Nita pun menyimpan gagang telpon ditempat semula.
“Vini ga jadi datang Raf, katanya hujannya deras banget dirumahnya” akupun menjawab,
”hoo ya sudahlah kalo gitu” tiba-tiba kami terkaget dengan suara petir menggelegar keras, dan tak lama kemudian berselang hujan deraspun turun disertai kilatan-kilatan cahaya petir terlihat dari kaca jendela.
“waduh gimana nih?” sahut Nita sambil menatapku,
“yaa.. mau gimana lagi Nit” jawabku pasrah.
Lalu satu per satu teman-teman kami yang belum datang pun menelpon memberitahukan tidak bisa datang karena hujan deras, menyisakan kami berdua diruang belajar diiringi hujan deras dan petir menggelegar.
“Oya Raf, kamu mau minum apa?” tanya Nita,
“apa aja Nit yang anget-anget juga boleh” sahutku.
tak lama berselang Bi Ani seorang asisten rumah tangga keluarga Nita datang membawakanku segelas teh manis hangat, ahh.. nikmat sekali rasanya lagi hujan-hujan begini disuguhi teh hangat.
Kamipun duduk berhadapan dimeja belajar dengan setumpuk buku diatasnya,
“Yuk kita mulai kerjain tugas biologi ini Nit” sahutku,
“haa..kita..? lu aja kali,hahaha.. masa tugas kelompok tapi yang ngerjain cuma kita berdua Raf, apa lagi ini kan tugas presentasi biologi?” timpal Nita kepadaku dengan nada bercanda.
“Ya terus mau gimana lagi, yang lain kan emg pada gabisa datang, kalo gak hujan mungkin mereka udah datang Nit” lalu ela pun menimpali :
“yaelah pak serius amat..santai aja kali” aku pun menjawab
“hahaha.. baiklah Ibu, eh Nit sepi amat rumahmu pada kemana?”
“pada keluar semua Raf, Ibu lagi kerumah tante, ayah ya kerja seperti biasa, sikakak katanya les privat langsung sepulang sekolah, cuma ada bi Ani saja dibawah tuh lagi nonton sinetron favoritnya.
“Yuk kita mulai Raf, ini laptopnya aku yang ketik atau kamu yang ketik?”
“Sini aku aja yang ketik Nit..buat slide cover nya dulu yaa Nit?”
” Iya slide cover dulu Raf, siap ketik ya..judulnya sistem reproduksi pada manusia, disusun oleh kelompok 3, 1.Nita, 2.Rafli, 3.Vini, 4.Dwiki, 5.Tania”.
“kalo desain slide covernya gimana Nit?”
“Desain nanti aja belakangan Raf, atau nanti nyuruh yang lain aja yang bikin yang penting isi presentasinya dulu!”
“oke siap bos..lanjut…!”
Terlihat jemari Nita membolak-balikan halaman sebuah buku yang diambilnya dari lemari.
“oke, slide pertama judulnya ketik yaa pake huruf besar semua… SISTEM REPRODUKSI, spasi dua kali terus ketik : Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau bereproduksi. Sistem reproduksi bertujuan untuk menghasilkan individu baru yang memiliki sifat atau ciri-ciri sama atau menyerupai induknya untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Sistem reproduksi pada manusia dibedakan atas sistem reproduksi pria dan wanita”.
Diiringi hujan deras yang tak kunjung reda, kamipun terus berdiskusi, menyusun bahan-bahan presentasi slide demi slide.
“1. Sistem reproduksi pria. a. Testis (buah zakar) Jumlah…….”
TIba-tiba bibir Nita berhenti bicara, begitupun aku terhenti sejenak dari aktifitas jemariku diatas keyboard laptop karena entah ada perasaan aneh atau apapun itu ketika terdengar kata “buah zakar” terlontar dari mulut Nita. tanpa sadar kami saling menatap tanpa berbicara sepatah katapun dan “huaaahahaha…hihihihi…hahaha” kami berdua tertawa lepas berbarengan, tetapi tetap tak ada sepatah katapun terlontar dari mulut kami berdua selain Nita yang terus melanjutkan mendiktekan bahan presentasi sambil sesekali menahan tawa kecilnya.
” B. Penis Penis terdiri dari……”
kami pun kembali saling cekikikan ketika terdengar kata penis terlontar dari mulut Nita, mungkin saat itu kami belum cukup dewasa untuk memahami semua itu sehingga yang kami rasakan pada waktu itu yaa memang terdengar lucu saja. Lalu Nita pun melanjutkan dikte bahan presentasinya
“B. Penis Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan sponskorpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah”. “eh Nit… lowbatt nih laptopnya!”
“oh iya bentar aku bawa dulu chargernya”.
Lalu Nita pun bergegas membawakan charger laptop untukku.
“nih Raf chargernya! Oya tadi sampai mana yaa Raf materinya?”
” kelenjar pada pria Nit..”
“oh oke, berarti sekarang bagian ke 2. Sistem reproduksi wanita”,
1. Vagina berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Organ tersebut mempunyai banyak lipatan sehingga pada saat melahirkan dapat mengembang. Dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.
2. Celah (vulva), terbentuk oleh dua bibir besar (labium mayora) pada bagian luar, dan dua bibir kecil (labium minora) pada bagian dalam.
3. Lubang uretra, merupakan lubang kencing
“Hahaha…”
“Heh.. kenapa ketawa?”
“Gapapa, lucu aja ternyata lubang kencing itu namanya uretra, hihihh…”
“iih… gak lucu ah..ayo lanjut ketik cepetan!”
“Kelentit (klitoris), jaringan erektil yang memiliki struktur seperti penis pada pria”.
“haa.. masa sih disitu dikatakan klitoris memiliki struktur seperti penis pada pria? bener gitu Nit?” dengan polosnya terlontar begitu saja dari mulutku.
“yaa gak tau…tapi masa sih buku ini bohong”
sahut Nita sambil membalik-balikan halam buku yg ada dihadapannya,
“nah..ini! coba kamu lihat gambar ini” Nita menyodorkan buku dari hadapannya kehadapanku, terlihat olehku gambar anatomi alat reproduksi pria dihalaman kiri dan anatomi alat reproduksi wanita disebelahnya lengkap dengan keterangan gambar disetiap bagian anatomi tersebut.
Akupun mengamatinya dengan seksama, entah kenapa ketika kuamati gambar anatomi alat reproduksi wanita, tiba-tiba saja jantungku berdetak sedikit lebih kencang dari biasanya dan penisku berkedut lalu makin lama kuamati gambar vagina yg mengangkang kehadapanku walaupun gambar itu hitam putih dan bukan gambar foto tetapi sangat jelas gambar itu memperlihatkan bentuk vagina yang lagi terbuka lebar dan tanpa kusadari membuat penisku menjadi menegang.
akupun dikagetkan dengan perkataan Nita,
“Hei.. serius amat ngeliatnya, gimana menurutmu dari gambar itu sudah terjawabkah rasa penasaranmu?” lalu akupun menjawab,
“hmm… gak begitu jelas yaa.. gambar klitorisnya terlalu kecil Nit, menurutku sih ini lebih mirip kacang ya dibanding penis” seketika juga itu Nita tertawa lepas
“hahahaha…haaaahahaha…kamu iih…dasar….” lalu akupun berkata sambil menunjukan gambar itu kepada Nita,
“iya memang mirip kacang coba deh kamu perhatikan Nit, mirip kan?” Nita pun menjawab tanpa melihat kearahku dengan muka sedikit ditekuk
“kamu ih… gatau ah…” sambil berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu.
“Lho Nit mau kemana kamu?” tanyaku,
“sebentar aku mau kekamar mandi dulu” jawabnya singkat sambil meninggalkan ruang belajar.
Berawal dari gambar tersebut rasa penasaranku semakin meninggi pada bentuk klitoris yang dikatakan dibuku memiliki struktur seperti penis pada pria, diiringi perasaan aneh yang sebelumnya belum pernah kualami, mungkin saat itu insting seksualku tersentuh oleh situasi yang sedang kualami sehingga membangkitkan birahi secara alamiah yang mengakibatkan penisku keras menegang.
Lalu kuamati kembali gambar klitoris itu dan tiba-tiba saja terlintas dipikiranku gambar tersebut menjelma menjadi sebuah gambar nyata, ya itu dia sebentuk vagina nyata terbuka dengan klitorisnya, dan khayalanku menjadi semakin dalam tampak seperti sungguh nyata, dalam lamunanku itu entah kenapa tiba-tiba saja bagian tubuh itu menjadi sempurna, ya sempurna lengkap dengan anggota tubuh lainnya, paha, perut, payudara, leher dan wajah… dan wajah itu entah kenapa bisa menjelma menjadi sosok wajah Nita, ya Nita temanku dengan wajahnya yang lembut tersenyum manja menatapku dengan bibir tipisnya yang berwarna merah muda, tanpa kusadari jantungku berdetak lebih keras dan sedari tadi pula penisku enggan mengerut tetap saja tegang keras sekeras-kerasnya, dan tiba-tiba aku terhenyak oleh suara langkah kaki menaiki anak tangga dengan tergesa.
Seketika itu pula sosok khayalan itu seperti tersedot kencang oleh lubang hitam kecil dan lenyap dari pikiranku, oh rupanya Nita sudah kembali dari kamar mandi, terlihat ia memasuki pintu ruang belajar dan saat itu entah kenapa mataku langsung tertuju pada bagian intim tubuh Nita, seperti terkunci mataku menatapi bagian tengah tubuh Nita yang membentuk huruf V tertutup kain tipis bermotif bunga-bunga warna pink berjalan kearahku, pada saat itu Nita mengenakan celana panjang tiga per empat berkain tipis menurutku itu sih lebih mirip celana tidur ya.
“Hey..! laitin apa sih?” tanyanya sambil mengambil buku-bukunya dari atas meja, akupun sedikit terkaget lalu menjawab,
“eh..engga, ga liat apa-apa. Eh hujannya masih deras ya Nit?” selorohku mengalihkan pembicaraan, lalu ia berkata,
“Masih Raf makin deres malah, eh Raf..duduknya pindah aja yuk disini, pegal juga kelamaan duduk dikursi itu!”.
Terlihat Nita sudah terlebih dahulu duduk diatas karpet sambil membolak-balikan halaman buku, ia duduk dengan menekuk kedua lututnya dan kedua telapak kakinya menempel dikarpet, punggungnya bersandar pada dinding dengan dihalangi bantal merahnya, kedua lengannya tersandar tepat diatas tempurung kedua lututnnya, sehingga wajahnya tampak tertutup buku yang sedang diamatinya, otomatis dia tidak bisa langsung menatap kearahku karena terhalang buku, dari situlah lagi-lagi kedua mataku tertuju pada bagian intim tubuh Nita, sambil memindahkan laptop dan buku-buku dari meja, berkali-kali mataku mencuri-curi pandang ke arah bagian intim Nita, sampai akhirnya akupun duduk diatas karpet dan Nitapun merubah posisi duduknya menjadi bersila.
Disitu konsentrasiku sudah terganggu, salah fokus disebabkan oleh khayalan tingkat tinggi tadi sewaktu Nita meninggalkan ruangan ini, lau percakapanpun berlanjut:
“oke lanjut ya, tadi nyampe bagian hmm…”
“Klitoris, klentit hehehe… yang katanya memiliki struktur seperti penis pada pria hehehe..”
“gak usah dijelasin gitu kali Raf..”
“lho.. kan kamu tadi nanya udah nyampe bagian mana, makanya aku jelasin lagi, iya kan? hehehe…”
“hehe, iya sih..kenapa sih kok kamu sepertinya dari tadi penasaran banget Raf?”
Duarr…tiba-tiba saja jantungku dag dig dug, ketika terdengar pertanyaan seperti itu dari Nita, semacam menangkap sinyal-sinyal tertentu ke arah yang mendebarkan, dalam benakku berkata apa Nita juga merasakan perasaan yang sama denganku? apakah dia juga penasaran dengan bentuk penis yang katanya punya kesamaan dengan bentuk klitoris? , aah.. mungkin itu cuma perasaan ku saja, gumamku.
percakapan pun berlanjut, “Penasaran apa Nit?” tanyaku pura-pura bego,
“ya itu.. bentuk klitoris yang mempunyai kesamaan sama bentuk penis?” sahut Nita, dengan santai menanyakan balik kepadaku,lalu kujawab
“ya sebatas pengen tau aja hehehe..soalnya aku liat digambar klitoris itu lebih mirip kacang dibanding penis, hahaha… eh Nitemangnya didalam vagina itu ada lendirnya ya?” shiit..dalam hatiku berkata, kanapa juga aku harus bertanya seperti itu ke dia ya? lalu Nita menjawab,
“ih.. kamu yaa pertanyaanya, aneh deh.. udah gitu dibilang mirip kacang lagi, hahaha…dasar aneh”
“lho aneh kenapa? aku sih cuma mau pastiin aja apa yang dikatakan dibuku ini” selorohku dengan sok dewasa,
“kamu kan cewek jadi pasti kamu lebih tau kan daripada aku?” tiba-tiba saat itu Nita tertawa lepas dan dengan seketika dia membekap mulutnya dengan jemarinya menahan cekikikan tawa sambil memalingkan muka kearah sudut ruangan, aku menatapnya dengan penuh tanya
“kamu kenapa Nit tiba-tiba tertawa sendiri?” dia pun membalasnya hanya dengan gelengan kepala sambil tetap menahan tawa cekikikannya tanpa sepatah katapun terlontar dari mulutnya, rasa penasaran ku makin menjadi.
“Nita.. hey, kanapa Nit jawab dong, ada yang salah dengan pertanyaanku?” lalu Nita pun menjawab sambil tertawa-tawa,
“itu…itu Raf..hahaha..” Nita menunjukan jarinya kearah celanaku,
“astaga…!” seruku, tanpa kusadari retsleting celanaku terbuka, dan bagian celana dalamnya menyembul nonjol keluar dari retsleting yang disebabkan oleh penisku yang menegang, sepertinya aku lupa menutupnya waktu tadi meninggalkan rumah dengan terburu-buru, mukaku memerah menahan malu yang teramat sangat sambil membalikan badan segera kurogoh penisku membetulkan arah posisinya dan kututup segera retsleting celanaku.
“Hahahaa… kamu kenapa Raf..? kok bisa begitu? hahaha…kamu ereksi ya? hahaha…” celoteh Nita sambil menurunkan tempo tawanya secara perlahan dan terus berkata,
“haduh…Raf..Raf..kok bisa sih Raf kayak gitu, itu yang dinamakan ereksi ya?” dengan raut muka penasaran Nita bertanya kepadaku, lalu kujawab sambil menahan rasa malu,
“hihi..iya aku ereksi Nit” lalu Nita bertanya lagi dengan polosnya,
“iya…kenapa kok kamu tiba-tiba ereksi, emangnya abis ngapain?” lalu kujawab,
“hmm…gak habis ngapa-ngapain kok” lalu Nita bertanya lagi,
“terus? kok tiba-tiba celana kamu menonjol gitu hahaha…” lalu kujawab,
“hmm.. mungkin karena gambar alat reproduksi dibuku itu Nit..” lalu Nita menyela,
“hoo.. karena gambar vagina ya?” lalu kujawab,
“iya mungkin hihihi…eh Nit.. hmm.. kalo kamu ngeliat gambar penis dibuku itu, ereksi juga gak?” seketika Nita kembali tertawa terbahak,
“hahaha…mana bisa cewek ereksi Raf, kamu ini ada-ada saja” lalu akupun menimpali,
“kan tadi dikatakan dibuku itu, kalo klitoris itu mempunyai struktur yang sama dengan penis, nah apakah klitoris itu bisa ereksi juga?” tanyaku dengan serius, lalu Nita pun menjawab “
hmm..mungkin juga yaa, tapi mungkin namanya bukan ereksi ya, habis gak bisa memanjang dan mengeras seperti penis.”
lalu aku menimpali,
“kamu belum jawab pertanyaanku Nit, gini.. tadi kan kalo aku liat gambar vagina dibuku itu reaksi pada penisku jadi ereksi tuh, nah kalo kamu gimana, perubahan apa yang kamu rasakan di vagina kamu ketika kamu melihat gambar penis dibuku itu?” dengan gamblang aku sodorkan pertanyaan to the point ke Nita, diapun terdiam sejenak dengan ekspresi muka misterius, lalu berkata singkat
“hmm… biasa aja” seketika itu juga aku menimpali,
“ah.. masa sih? kamu bohong yaa, kamu gak fair Nit, jawab yang jujur dong aku cuma penasaran aja” kemudian Nita berkata,
“oke.oke..! hmm…basah!” Nita menjawab singkat sambil tertunduk malu.
Aku terhentak, jantungku seperti berhenti berdetak mendengar kata “basah” terlontar dari mulut Nita, kalimat itu seolah memicu gairah seksualku semakin meninggi, disaat itu aku merasakan suasana berbeda, suasana yang belum pernah kualami sebelumnya, begitu intim, hangat, mendebarkan penuh rasa ingin tahu dan rasanya tidak ingin berhenti untuk terus larut jauh lebih dalam merasakan suasana intim berdua.
Naluri seakan berkata bahwa Nita pun merasakan perasaan yang sama denganku, dapat kulihat dari bahasa tubuhnya yang jauh berbeda dari sebelumnya, terlihat dari cara dia berkali-kali merubah posisi duduknya, mengikat rambutnya dengan ikat rambut yang sebelumnya digelangkan di pergelangan tangannya, tatapan matanya menjadi sedikit liar diselingi dengan sesekali ia mengipas-ngipaskan buku tulis kearah leher dan wajahnya, pada saat itu aku tidak mengerti sama sekali dengan apa yang sedang terjadi dan kualami, yang kurasakan hanya suasana intim yang begitu kuat, seolah kami berdua menyatu dalam gelombang frekuensi energi yang sama, energi tarik-menarik yang sangat kuat .
Suasana tiba-tiba menjadi hening yang terdengar hanya suara gemericik hujan membasahi atap rumah, entah kenapa tiba-tiba saja tanpa berpikir panjang, semacam ada dorongan, bisikan nakal memaksaku untuk mendekatinya dan berbisik pelan ditelinganya.
“Nit..boleh ga aku liat vagina kamu…?” saat itu pula rasanya aliran darahku mengalir deras disetiap pembuluh darah, jantungku berdegup lebih kencang menahan adrenalin yang terasa menggebu, dalam hati bergumam, gila.. kenapa juga aku harus bertanya seperti itu bisa-bisa aku digampar lalu diusir Nita dari rumah ini. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya setelah kulontarkan pertanyaan itu, ia hanya menatapku sekejap lalu menunduk diiringi dengan gerakan tangan yang menghampiri mulutnya, terlihat Nita mengigit-gigit kecil jari manisnya yang mungil.
Kuperhatikan dengan seksama gerak-geriknya, suasana menjadi beku, hening,… tiba-tiba Nita mengangkat dagunya dengan tetap jemarinya menempel dibibir tipisnya, masih kuingat sampai sekarang adegan itu seperti slow motion, gerakan lambat… ia menatapku tajam lalu…ia merubah posisi duduk bersila-nya… bergeser mundur tidak jauh dari posisi sebelumnya… lalu bersandar pada dinding ruangan yang tepat diatas kepalanya terdapat jendela…
posisi tubuhku hanya berjarak satu meter saja tepat duduk dihadapannya, tak lama setelah ia bersandar…diangkatlah kedua lututnya lalu… duduk sedikit mengangkang dengan kedua telapak kaki menempel diatas karpet, wajahnya yang tampak lugu sambil mengigit-gigit jari manisnya kembali menatapku… tak lama berselang ia mengalihkan arah tatapannya menuju… ya..menuju alat kemaluannya…….seketika itu pula adrenalinku semakin menggebu, segera kuhampiri tubuhnya dan berbisik pelan ditelinganya….
”boleh Nit..?” ……..lalu Nita pun membalas dengan…. anggukan kecil, dengan tetap menundukan wajahnya tanpa berkata apapun kepadaku, seketika tubuhku bergetar, nafasku pun menderu, detak jantung pun seakan terdengar kencang ditelingaku.
mulut ini masih saja berada didekat telinganya setelah baru saja kubisikan kata ajakan padanya, tercium aroma harum wangi shampo bayi dari rambutnya bercampur aroma cologne anak cewek dari tubuhnya, lalu kugerakan tangan kananku, terasa bergetar ketika telapak tanganku menyentuh paha Nita yang masih terbalut kain tipis…lalu dengan gerakan pelan kuarahkan telapak jemari tanganku merayap menuju bagian permukaan memek Nita yang masih terbalut kain tipis celananya, tubuhnya terhentak sejenak ketika jemari tanganku menyentuh permukaan memeknya, lalu seketika itu pula kedua pahanya menjepit lenganku…terasa hangat… lembut, terdengar deru nafas Nita mengencang, begitupun diriku.
Bagiku ini pengalaman pertama menyentuh bagian paling pribadi seorang perempuan, kemudian kutekan tekan jemariku tepat diatas memek Nita,…
“ah…” terdengar desahan untuk pertamakalinya dari mulut Nita temanku, ku tekan terus berulang-ulang, desahan dan deru nafasnya makin terdengar jelas ketika jari tengahku menekan lebih kuat dari sebelumnya,…
”aah…emhh….”
lalu kulingkarkan tangan kiriku dipinggang Nita, kini Nita duduk bersandar disebelahku, tangan kananku tetap asyik bermain-main di area v Nita, sambil sesekali hidungku menciumi aroma wangi leher Nita, lalu jemariku kuarahkan merayap ke arah perut Nita, ku elus-elus lalu kemudian jemariku merayap kebawah, kuselipkan masuk seperti merogoh diantara celana dalam dan celana tidur Nita, kini jemariku tepat berada diatas permukanan celana dalam Nita, hangat dan terasa basah, kugerakan jemariku keatas dan kebawah berulang- ulang sambil menkan – nekan…
“ah… aah…”
Nita menahan desahannya, lalu sambil kutekan-tekan jari tengahku ditengah-tengah memek Nita yang celana dalamnya basah, kembali kubisikan pelan ditelinganya…
”bener kata kamu NIt…basah…, memeknya basah Nit…” ia hanya terpejam menikmati sentuhanku, lalu jari tengahku kuselipkan diselangkangan kanan memek Nita, ujung jari ini mencari-cari celah lewat samping celana dalam Nita yang terlipat oleh selangkangannya, dan akhirnya.. ujung jari tengah ini berhasil menyelinap lewat samping celana dalamnya bersentuhan langsung diatas permukaan memek Nita.
aah… rasanya luar biasa jantung ini seperti mau copot, dag dig dug bukan kepalang, terasa licin dan hangat menyelimuti jari ini, Nita pun tak henti hentinya menggelinjang, memeluku erat…
“aah… ah…Rafli… kamu nakal ih…” setelah lama tak mengeluarkan sepatah katapun, akhirnya setelah kusentuh garis belahan memeknya dengan jari tengah ini, itulah ungkapan kata pertama Nita.
Jemariku terus memainkan belahan memek Nita yang basah dan licin, lalu kucoba menyelipkan lebih dalam menekan belahan memeknya, kini sepertinya bagian depan celana dalam Nita tersingkap sebelah oleh jemariku yang bermain-main dibelahan memeknya, disitulah untuk pertamakalinya aku menemukan seperti ada daging kecil yang menempel ditengah-tengah bagian dalam memek Nita, kutekan -tekan dan Nita pun menggelinjang hebat,.
“aaah…ah… eemhh…” seketika itu pula tangan kiri Nita seperti mencari-cari sesuatu, lalu ia merogoh bagian atas celanaku dan akhirnya jemarinya menggenggam penisku yang super keras,
“ooh…” rasanya sungguh nikmat sekali, sekarang kami menjadi saling mempermainkan alat kelamin masing-masing, Nita terus menerus mengocok-ngocok penisku, dan aku terus-menerus mengobel-ngobel memeknya, selang beberapa waktu kemudian Nita menempelkan bibir tipisnya tepan didepan bibirku, lalu dihisap, dilumatnya bibir ini dengan penuh nafsu menderu, akupun langsung menyambut hisapan bibir Nita.
ya.. kami berciuman untuk pertama kalinya tanpa ada yang pernah mengajarkannya sebelumnya, ini seperti mengalir begitu saja… dan tiba-tiba Nita menggelinjang hebat, pinggulnya bergerak lebih cepat, dan desahannyapun semakin cepat…
”aaah….terus Raf tekan…aaah…tekan…aaah..ah…eeemmmmh…. aaah…” lalu tubuhnya seperti terkulai lemas tetapi tetap jemarinya masih mengocok- ngocok penisku…dan tiba-tiba penisku terasa ada sensasi rasa lebih nikmat…ya seperti ingin kencing… tapi bukan, bukan ini bukan ingin kencing…
”aaaaa…. aaaah….aaaaaa….” serr…serrrrr….serrrr….” cairan hangat melumuri penis, jemari Nita dan celana dalamku, rasanya sungguh nikmat sekali… akupun terkulai lemas dikarpet merah ruangan belajar rumah Nita.
Kami berdua merebahkan tubuh masing-masing sambil saling menatap mata satu sama lain, lalu Nita berkata kepadaku…
”Raf..barusan kita habis ngapain….?” aku hanya terdiam, memandangi wajah imut Nita, aku hanya tersenyum membalas pertanyaan tersebut, lalu Nita pun membalas senyumanku.
Kemudian kugeser posisi tubuhku menghampiri Nita, kini kami saling berhadap-hadapan dalam posisi rebah menyamping, lalu kupeluk tubuh Nita dan iapun membalas pelukanku, lalu seketika itu kualihkan posisi tubuhku keatas tubuh Nita, kini tubuhku menindih Nita, penisku tepat menekan diatas memek Nita yang masih terlapisi celana, lalu kucium bibir Nita, iapun membalas ciumanku, lalu kedua kaki Nita mengunci melingkari tubuhku dari bawah, aah… penisku makin menekan ke memek Nita.
Kupandangi wajahnya yang cantik, imut dan polos sambil kugesek-gesekan penisku diatas memek Nita yang masih terbungkus celana, lalu kubisikan..
“Nit..celananya buka ya? aku pengen liat memek kamu…”
“boleh… asal aku juga boleh liat titit kamu…”
“hehehe.. tentu saja boleh dong Nit..”
Kemudian kupelorotkan celana Nita,….
0 komentar:
Posting Komentar