Ditimpa Hantu Saat Di Ranjang
Ada seorang umat yang sering ditindih setan dalam tidurnya. Kadang-kadang dia tidak berani memejamkan mata, sebab begitu memejamkan mata akan terlihat sesosok bayangan hitam perlahan-lahan merayap di atas tubuhnya dan menindihnya. Mulutnya tak dapat bersuara, sekuat tenaga mau bangkit pun tak mampu. Matanya tak bisa terbuka, sekujur tubuh kaku bagaikan kayu.
Kalau sudah begini, ia mesti menunggu bayangan gelap itu pergi dengan sendirinya baru dapat tidur. Namun tidurnya tidak pulas. Bangun tidur esok pagi, badannya terasa lelah dan pegal-pegal tak bertenaga, malah terasa semakin kantuk.
Tepat sekali apa yang dikatakan Sang Buddha, “ Vedananupassana.” Setelah bersarana menjadi umat Zhenfo Zhong, ia rajin menjapa Sutra Raja Agung Avalokitesvara secara rutin dalam jangka waktu yang cukup lama. Akan tetapi, tetap saja bayang-bayang itu terus datang mengganggu.
Akhirnya pada suatu hari ia menganggap Sutra Raja Agung tidak memberi khasiat, ia pun mulai menyerah.
Saat itulah Mahaguru memasuki mimpinya dan memberitahu dirinya, “Jangan menyerah, teruskan membaca sebanyak dua puluh satu hari lagi.”
Sejak hari itu, ia mulai menandai penanggalan sambil membaca Sutra Raja Agung sampai dua puluh satu hari.
Sungguh aneh, kali ini memang bayang-bayang hitam itu masih juga datang padanya, namun di atas ranjang muncul seberkas cahaya putih yang di tengahnya tampak seorang wanita berpenampilan persis Avalokitesvara. Wanita itu menghardik, “Setan durhaka, berani sekali kau mencelakai orang di sini!”
Melihat sinar putih itu, bayang-bayang hitam mau kabur.
“Mau kabur ke mana?” Armta kalasa di tangan wanita itu segera menyedot bayang-bayang hitam tersebut.
Usai disedot, cahaya berwarna putih pun menghilang.
Malam hari itu, umat ini tidur dengan sangat pulas. Sebelumnya ia tak pernah tidur sepulas ini, keesokan harinya, ia terasa penuh semangat hidup, dengan vitalitas tinggi ia telah bebas dari rongrongan penyakit dan kembali menjadi seorang yang sehat walafiat. Sejak malam itu, gejala “ditindih setan di atas ranjang’ dengan sendirinya hilang sama sekali. Umat ini telah bebas dari rongrongan penyakit lamanya. Dibanding dengan dahulu, ia tampak berbeda. Dulu ia seorang yang lemah dan sakit-sakitan, kini mukanya berseri-seri.
0 komentar:
Posting Komentar