Cerita seks Gadis zaman sekarang gila ngentot
kisah
ini sudah terjadi lama saat masih musim bermain di warnet dan Seperti
biasa jika bertemu dengan Weekend caraku mengisi hari dengan kongkow di
sebuah warnet, mulai pukul 6 malam aku menuju ke tempat biasa dan masuk
ke bilik warnet sambil membuka email email yang masuk, sambil bermain
chat dan download film terbaru.
Waktu
itu hujan deras sekali , saat aku keluar dari bilik untuk mengambil
minuman soft drink aku melihat wanita yang mau masuk ke warnet, terlihat
dari pakaiannya basah mungkin habis kehujanan kulihat salah satu wanita
yang memakai baju putih itu snagat menerawang sehingga BH nya terlihat
dari baju putihnya.
Sedangkan
cewek yang satunya memakai celana pendek dengan baju berwarna biru,
mereka berdua memiliki ukuran toket yang lumayan besar, ke dua wanita
itu masuk ke bilik tepat di depan meja saya, sambil chat aku lirik lirik
ke pandangan cewek tersebut, karena pada saat itu aku melihat pahanya
yang putih bersih, Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Para
penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera
menyala dan meminta agar netter sabar.
Tetapi
30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala
sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Sedangkan saya
masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena
di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor. Begitu juga
dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak
bisa pulang karena hujan masih deras.Mereka hanya bisa duduk di sofa
yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila
warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak
gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau
kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang. Melihat
kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat
angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati
mereka dan duduk di sofa.
Ternyata
mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka
adalah, Ratri (baju putih) dan Yola (baju biru). Lagi enak-enaknya
ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil
tergesa-gesa.
Dari
para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya
agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25
tahun, cantik dan sexy. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena
listrik tidak akan nyala sampai besok pagi. Setelah semua penjaga
pulang, cewek tadi menghampiri kami.
“Dik,
Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian
nemenin Mbak ya..” kata cewek yang punya nama Tania ini. Kemudian
berjalan ke depan dan menurunkan rolling door.
“Saya bantu Mbak,” kataku.
“Oh, nggak usah repot-repot..” jawabnya. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh.
Setelah
selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa
lihat. “Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Tania, dan aku menutup
pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung
berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam
sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa
yang sedang terjadi di dalam.
Aku
kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi
sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam
keremangan selain berbicara. “Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti
baju..” kata Tania.
Aku
bertanya dengan nada menyelidik, “Mbak tinggal di sini ya?” “Iya, eh
kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah
mau habis, ya..” katanya. Kami bertiga mengikuti Mbak Tania ke atas.
Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai
untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat
penjaga, lantai tiga inilah rumah Tania.
Menaiki
tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan
kita apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada
di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di
ruang tamu. Tania bilang dia akan mandi dan menyalakan sebuah notebook
agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.
Ternyata
notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi
aku sempat melihat shortcut bertuliskan tempatsex, aku menduga ini
adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang
membuat adikku berdiri.
Ratri
dan Yola pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku
tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu
dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis. Aku pun hanya bisa
terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai
membaca, Ratri merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal
menempel di lengan kananku.
Yola
pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Sambil mereka
melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. Aku
sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin
menjadi-jadi, bahkan Ratri membuka kaosnya dengan alasan merasa panas,
sedangkan Yola membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut
masuk angin. Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil
membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan
aku membuka baju juga.
Kini
tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas
karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari
kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu
di meja di depanku dan aku menciumi Ratri dengan nafsu yang sudah
memuncak, Ratri pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan
liar.
Sedangkan
Yola sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan
pada Yola dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu,
sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Ratri dan memasukkan ke
dalam BH dan meremas buah dadanya. Yola mulai membuka celanaku dan
menghisap penis yang sudah tegang itu.
“Ouhh..
mmhh.. yahh..” aku mulai menikmati jilatan Yola pada kepala penisku.
Ratri pun jongkok di depanku dan menjilat telurku. Aku hanya bisa pasrah
melihat dan menikmati permainan mereka berdua. Kemudian Tania keluar
dari kamar dengan selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di
depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain.
Tania
berlutut sambil membuka celana Ratri. Setelah celana Ratri lepas, dia
mulai menghisap vagina Ratri. “Ooohh.. Ssshh.. ahh..” Ratri mendesah.
Tak lama kemudian Ratri membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Tania
dan Ratri menjadi “69″.
Android4d BO Togel Bonafid Terbaik Terpercaya Terjamin Aman
Aku
pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Yola dan membaringkannya di
lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap
vagina yang sedang merah itu. “Auuhh.. Ooohh.. Sayang..” desahan Yola
semakin membuatku bernafsu.
Dengan
segera aku mengarahkan penisku ke vagina Yola, dan mulai menusukkan
secara perlahan. Yola merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku
menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama
Yola mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya,
setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali
secara perlahan-lahan.
“Ahh..
ayo Sayang.. ohh.. cepat..” Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari
tempatku terlihat Ratri dan Tania saling menggesek-gesekkan vagina
mereka. “Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh..” desahan Yola
berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu.
Tak lama kemudian Yola mencapai orgasme, tapi aku terus menusukkan penis ke arah vagina Yola.
“Gantian
donk, aku juga pingin nih..” kata Ratri sambil menciumi bibir Yola. Aku
pun menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Ratri setelah dia
telentang.
Ketika
penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk
masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Tania. Tampaklah Yola
dan Tania tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus
menggenjot tubuh Ratri sampai akhirnya Ratri sudah mencapai puncak dan
aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar.
“Aahh..”
suara yang keluar dari mulutku dan Ratri. Akhirnya kami berempat
tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu aku tidak
pernah bertemu dengan Ratri dan Yola. Tania sekarang sudah menikah dan
tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja
dan tidak pernah ke warnet itu lagi karena sudah ada sambungan internet
di rumahku.
0 komentar:
Posting Komentar