Cerita seks 2019 Aku bersyukur dapat istri yang montok
Suatu ketika saat di kos gak ada yang di kerjakan sungguh bete banget hati itu teman temanku aku telpon gak di angkat, ya sudahlah karena tempat kosku dengan Mall memakan waktu 10 menit jadi berencana pergi kesana saja barang kali dapat kenalan dan bisa di traktir hehe..karena memang dari tadi siang aku belum makan maka perutku jadi keroncongan.Karena aku tidak membawa uang cash terpaksa deh menuju ke ATM center yang ada di mal. ATM bank ku panjang lagi antriannya, namanya butuh ya terpaksa antri deh. Tau2 aku ngerasa kaya ada yang niup tengkukku. Krena rambutku pendek, ya jelas tengkukku kliatan, barusan rambut pendek alus yang ada di tengkuku kaya berkibar kena tiupan, aku noleh, wah dibelakang aku ada lelaki guanteng bangetz deh, jadi lupa noleh nengok balik kedepan.
Si
ganteng senyum ja melihat aku, aku tersipu disenyumi kaya gitu. "Tuh
antriannya dah maju". Aku tersadar kalo aku lagi ngantri di ATM dan
didepanku dah maju. Buru2 aku maju sehingga si ganteng dibelakangku maju
juga,
Dia
kayanya sengaja deh mepet banget ke aku dan niup2 tengkukku lagi. Aku
seneng aja diusilin gitu. Aku noleh, "enak ya semburan acnya sampe
terasa ke tengkuk Anis".
"O Anis toh namanya, nama yang cantik, tapi lebi cantik lagi orangnya.
Aku
.... (dia nyebutin namanya, rasanya gak usah ditulis kan)". "Trus Anis
manggilnya apa, om kali ya". "Boleh, aq memang dah umur (dia menyebut
angka, late thirties lah
pokoknya). "Om ganteng deh".
"Anis juga cantik en seksi".
"Masak si om".
"Iyalah, sexy banget".
Aku
saat itu pake kaos ketat warna pink dan jins yang juga ketat. Kaosku
ngegantung sepinggang sehingga kalo aku gerak pinggangku kliatan,
puserku juga. Aku senyum aja disanjung gitu.
"Anis mo nonton ya".
"Iya, om juga?"
"Yuk, ditemenin bidadari cantik en sexy siapa yang nolak kan. Mo nonton apa?"
"Tu film yang baru diputer om".
"ayuk deh".
"Ni uang karcisnya, om yang ngantri ya. mumpung belon panjang antriannya".
"Gak usahlah, pake uang aku aja".
"Makasi deh om".
Dia
ngantri, seneng juga ketemu om yang mo nraktir nonton. Kayaknya mulai
filmnya masi rada lama, jadi tinggal merayu minta ditraktir makan aja.
Setelah dia dapet karcisnya, dia malah yang ngajakin makan, "masi sejam lagi nih, Anis dah makan belon".
"belon om".
"Makan dulu yuk, ntar dangdutan lagi".
"Kok dangdutan om".
"Iya kalo kroncongan kan jadul banget".
"Wah Anis malah dah diskoan". Kami tertawa sambil menuju ke foodcourt.
"Mo makan apa Nis".
"apa aja, Anis pemakan segala kok om".
"Segala? termasuk sosis ya". aku ngerti kemana arah bicaranya tapi aku
berlaga pilon ja. "Mangnya disini ada jual sosis ya om, gak pernah liat tu Anis". Dia tertawa aja,
"jadi apa aja ya, ntar aku beliin, kudu dimakan lo".
"Pastinya
om, Anis nyari mejanya ya om". Aku mencari meja yang masi kosong.
Karena bukan weekend, foodcourtnya bisa dibilang sepi. Jadi aku nyari
meja yang misah dari meja laennya ja.
Dia
sudah slesei beli makanan en minumannya, megang nampan clingukan nyari
dimana aku duduk. Aku berdiri dan melambai kearahnya. Dia melihat aku
dan berjalan membawa
nampan menuju kearah meja dimana aku duduk. Mejanya ada payungnya sehingga rada tertutup.
"Wah gak ujan payungan neh, romantis bangetz".
"Napa om gak suka ya, pindah deh ke meja tanpa payung".
"O enggak, asik kok payungan ma bidadari". Sambil makan kita ngobrol santai aja.
"Anis skola dimana?" Aku nyebutin skola aku.
"Masi muda banget tapi dah seksi gini ya".
"Om suka kan".
"Suka banget".
"Om kerja dimana". Gantian dia yang crita siapa dia, apa kerjanya.
"Trus dahkeluarga ya om".
"udah, tapi gak tinggal disini, keluarga ada dikampung".
"O jadi om pjka dong".
"Paan tu pjka, prusahaan kreta api?"
"Pulang jumat kembali ahad".
"Bisa aja kamu, sebulan palingsekali atau 2 kali pulangnya, lumayan jauh si".
"Setor dong ya om".
"setror paan".
"Kalo om gak nyetor ntar jadi odol lagi".
Android4d BO Togel Bonafid Terbaik Terpercaya Terjamin Aman
Bandar Togel Sg Terpercaya Agen Casino Terbaik WINE4D
Bandar Bola Poker Live Casino Online Terbaik Terpercaya BIRASIA
"Kok jadi odol".
"Iya kalo gak dikluar2in kan bisa jadi odol didalem nantinya", aku sengaja ngomong mulai vulgar.
"O gitu ya, dah lama ni gak dikluarin, katimbang jadi odol minta tolong Anis ja ya buat ngeluarin".
Aku ganti ketawa, "enak aja".
"Ya enak lah, ada yang mo ngeluarin masak gak enak, mau ya Nis". aku jadi kerimpungan didesek gitu, aku diem aja, senyum.
Saat
itu kami dah beres makan, "Om tinggal 10 menit neh". "Iya deh, dah
kenyangkan Anis". aku ngangguk, aku digandengnya jalan menuju ke 21.
Seeneng banget aku digandeng gitu, "Anis serasa pacar om deh".
"Mau
jadi pacarku, aku gak tersinggung lo", katanya sambil memeluk pundakku.
Aku manda aja dipeluk, toketku kugeserkan ke dadanya yang bidang sambil
menyenderkan kepalaku ke pundaknya.
"Om, Anis suka deh om manjain kaya gini".
"Kan dah jadi pacar aku".
"Kapan jadiannya?"
"Barusan kan, toket kamu montok ya Nis", bisiknya.
"Sok tau ah". "Kerasa montoknya
kegeser dada aku".
Karena
bole bebas milih tempat duduk, kami duduk rada mojok, jauh dari
penonton laennya. aku duduk mepet ke dia, tanganku kulingkarkan di
tangannya, kembeli toket kugesekkan di tangannya, aku nyandarkan
kepalaku dipundaknya.
Dia
langsung mulai aksinya, dia mengelus pahaku yang terbalut jins ketat,
karena kaen jins yang lumayan tebel, jadi gak terlalu krasa elusannya di
pahaku. Dia menoleh ke arah aku, mendekatkan bibirnya kebibir aku. Aku
memejamkan mata dan menengadahkan kepalaku, dia mencium bibirku pelan.
Karena posisinya kagok, dia merangkul pundakku
sehingga
ciuman kami menjadi lebi hot lagi, bibir saling membelit dan saling
mengisap. Tangannya mulai mengusap dari arah perutku, pelan merambat
keatas. Telapak tangannya memutari pinggiran tokedku dengan usapan.
ujung telunjuknya menyentuh ke pentilku yang masi ketetutup kemeja dan
braku.
Gak neken, cuma nyentuh. "Ehm..ooh.." aku melenguh pelan, aku membalas serangannya dengan mengelus selangkangannya, terasa keras
banget. "Dah ngaceng ya om", bisikku.
"Dah dari tadi Nis". Elusanku dibarengi dikit tekananmembuat dia yang melenguh,
"Nikmat Nis, jadi pengen dikeluarin".
"Masak
disini om". "Iya ya, kudu nyari tempat neh buat ngeluarin ma kamu".
Remasan di tokedku juga meningkat, diremas dari arah bawah keatas, pelan
tapi kuat. "Uuh..ooh..", kembali aku yang melenguh.
Bibirku
kemudian diciumnya. Lidah kami bergulat dalam mulutku dan saling
memilin. Setelah dia melepaskan ciumannya, aku meraba ritsluiting
celananya, kuturunkan pelan2, dia melonjorkan kakinya untk mempermudah
aku membuka ritsluitingnya sampe kebawah,
Segera
tanganku menyusup kebalik kemejanya, mencari bagian atas cdnya, kurogoh
kedalam dan kenalan ma palkonnya yang dah keras banget, ukurannya juga
gede banget. "Gede banget punya om". "Mangnya Anis blon pernah kenalan
ma yang segede ini ya".
"Iya
om, punya cowok Anis rasanya dah gede tapi om punya gede banget. Anis
emut ya om". Dia menoleh kiri kanan, gak da yang memperhatikan kami,
palig juga yang laen juga lagi maen film ndiri lah.
Celananya
kuturnkan dikit, dia mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku
menurunkan celananya, cdnya kuturnkan, terbebaslah kontolnya yang tegak
kaya tugu monas, gak cuma gede tapi juga panjang. Kepalanya kuremes
sambil kukocok2, membuat dia menggelinjang.
Aku
menunduk dan mulai menjilati kepala kontolnya. Tangannya segera
menyamber tokedku dan diremesnya dengan gemas. Aku jadi mengulum
palkonnya dengan
keras dan cepat karena rangsangan di tokedku.
"Nis
udahan dong, ntar kluar disini lo", katanya sambil menegakkan tubuhku.
Dia merapikan celananya kembali dan menutup ritsluitingnya. Tapi dia mo
bales aku rupanya.
Dia
menurunkan ritsluiting jinsku, menurunkan dikit, aku ganti mengangkat
pantatku sehingga dia mudah melolosi jinsku , cukup sampe dia bisa bebas
mengexplorasi selangkanganku. Tangannya segera menusup dari bagian atas
cdku, mengelus2 jembutku dan terus turun kebawah.
"Aag...esh...oom.."
aku makin mengerang ketika jarinya menyusup membelah bibir memekku.
Jari tengahnya tepat berada ditengah bibir memekku, bergerak keatas
mencari itilku, ditekan2. "aduh...om", kembali aku mengerang keenakan.
Memekku
dah basah banget, dia terus saja mengilik2 itilku dengan penuh semangat
sampe aku menggelinjang karena nikmatnya, sampe akhirnya aku mengejang
sambil mengerang agak keras. Baeknya sound system di bioskop keras
sehingga gak da yang dengerlah erangan nikmatku.
"udah
om...Anis dah nyampe". Dia mengeluarkan tangannya dari cdku dan aku
segera merapikan jinsku. "Baru pake jari ja dah nikmat gini ya om".
"Palagi pake sosis ya Nis".
"Om mo diemut ampe kluar?"
"Gak ah, ntar nyari tempat aja, mana asik disini kan".
"Mangnya
om mo bawa Anis kemana?" "Ke hotel yuk, gak apa kan". Aku cuma senyum,
memeluk tangannya dan menyenderkan kepalaku di bahunya. Kami dah gak
perhatiin filmnya kaya apa karena sibuk maen film ndiri.
Selesai film kami keluar gedung.
"Gak apa kan Nis kalo kita ke hotel". aku diem aja.
"Napa Anis malu ya dibawa ke hotel". Aku masi terdiem. "
Ya udah ketempatku aja ya, mau kan". Aku ngangguk kali ini.
"Mangnya om tinggal dimana".
"Dia apartment kantor".
"wah asik banget om, kerja dikasi fasilitas apartment".
"Kecil kok apartmentnya, tipe studio".
"Paan tu om". "Ya Cuma seruangan, kaya kamar hotel aja, cuma ada kamar mandi dan dapur kecil dan tempat jemur pakean".
Mobilnya meluncur meninggalkan mal menuju ke apartmentnta.
"besok Anis kalo gak sekolah gak apa?"
"Gak om, besok kebetulan gak da kelas, ada rapat guru katanya".
"Wah kita bisa asik dong sampe sore lagi".
"Mangnya om gak kerja".
"Itu mah gampang diatur, bilang aja aku langsung ketemu klien".
"Iya
klien yang namanya Anis". "Iya mo kerja sama ma klien yang namanya Anis
buat ngeluarin". Kami tertawa. Sampe di apartmentnya. mobil langsung
meluncur ke basement, dia markir mobilnya di lot parkir yang memang
disediakan untuk mobilnya.
Kami
bergandengan meninggalkan mobil menuju ke lift. Dia memijit nomor
lantainya dan lift bergerak keatas. Aku menggelayut di tangannya. Dalam
lift cuma ada kami berdua aja. Dia kemudian memeluk aku dari belakang,
tangannya menelungkup diperutku. Aku menyenderkan kepalaku di dadanya
yang bidang.
Dia
mencium pipiku, aku menoleh, segera dia menyambar bibirku dengan gemas.
Tangannya segera menyamber tokedku dan meremasnya dengan gemas juga.
Terasa kontolnya yang dah mengejang menekan pantatku, dia dah napsu
sekali rupanya. Kami masi tetap saling memagut bibir, Lidah kami saling
menyentuh dan membelit.
"Ting
tong", bel berbunyi, lift brenti dan pintunya terbuka, segera kami
melepaskan pelukan karena didepan pintu lift berdiri 2 orang. Aku dah
gak peduli dengan pandangan curiga dari kedua orang tadi, dia juga
menggandeng aku keluar lift dan menuju ke apartmentnya.
"Orang tadi pasti curiga liat kita pelukan ya om, om kenal ma orang itu".
"Di apartment gini mana saling kenal sih Nis", seing liat sih, tapi peduli amir".
"Kok amir om". "Iya amat kan lagi nyuci mobil di basement", jawabnya sambil tertawa.
Apartmentnya
bener2 mini, cuma ada ruang besar yang berisi sofa besar, meja makan,
credenza dengan TV plasma dan audio systemnya, lemari pakean dengan kaca
rias disalah satu daun pintu seblah luarnya, lemari es, dispenser aqua
dan pantri kering.
Kulihat
masi ada dapur yang juga mini, kamar mandi yang lumayan besar, ada bath
tub, shower, wc dan meja riasnya dan mesin cuci pakean, serta pelataran
untuk menjemur. Buat ndirian si cukup banget, berdua juga masi cukup.
"Kok gak da ranjangnya om".
"Napa,
Anis dah pengen gelut di ranjang ya", jawabnya sambil menarik dudukan
sofa besarnya sehingga dalam sekejab berubah menjadi ranjang ukuran
King. Dia mengambil bantal dan seprei dari lemari pakeannya dan
memasangkannya di ranjang sofa tadi.
"Tuh dah siap, gelut yuk", katanya sambil memeluk aku.
"Mo
pipis dulu om", aku melepaskan diri dari pelukannya dan menuju ke kamar
mandi untuk buang hajat kecil2an. Aku skalian cuci muka, membersihkan
make up tipis yang kupoleskan kewajahku selon pergi dari kos, karena gak
da cleaningnya ya pake air dan sabun saja, kugosok pelan dengan tisu,
agak lama jadinya. Setelah bersih, kubasuh wajahku dengan air hangat dan
kukeringkan dengan handuk tang tergantung di gantungan handuk.
Ketika
aku keluar dari kamar mandi kulihat si om dah berbaring di ranjang
hanya mengenakan CD ketat yang secara otomatis membentuk lekukan lekukan
bentuk kontolnya. Aku melirik nakal kearah selangkangannya yang sudah
tegang.
"Kamu
kok gak lepas pakean skalian Nis". Aku cuma senyum ja sambil membuka
kemejaku dan jinsku. Di badanku tinggal menempel bra dan cdku. "Bener
kan, sexy sekali kamu Nis, padahal masi abege gini".
"Om
demen banget sih muhji, ntar pala Anis jadi gede". "Pala kamu gak bisa
jadi gede, yang ada pala aku yang dah gede dari tadi". aku cuma tertawa
memandangi gelembung besar diselangkangannya yang masih tertutup cd.
Kelihatannya
dia dah greget sekali ingin cepat cepat menerkam tubuh sintalku dan
menindihinya di bawah tubuhnya. Aku berjalan menghampirinya. Kutatap
seonggokan batang yang tersembunyi menantang di balik Cd yang
dipakainya. Dengan posisi berdiri di sisi ranjang, mulai perlahan aku
menjulurkan tangan kearah gundukan besar yang tersembunyi dibalik cdnya.
Kuusap usap batang kontolnya seirama.
Naik
turun yang terkadang kuselingi dengan pijatan kecil pada kantong pelir
dan usapan halus di kepala kontolnya yang udah membengkak karena tegang
dan keluar dari sisi atas CD yang dia pakai itu. Hati hati aku mulai
menarik ke dua sisi atas CDnya, pelan pelan hingga membebaskan kontolnya
yang sedari tadi ingin keluar.
Kugenggam
batang kontolnya dengan tangan kanan dan mulai kumainkan batangnya
sambil menaik turunkan tangannya di barengi jilatan jilatan kecil yang
menyapu permukaan kepala kontol nya yang terlihat mengkilap membengkak
karena rangsangan yang kuberikan lewat jilatan lidahku.
Lama
lama semakin beringas aku melahap batang kontolnya hingga masuk
semuanya ke dalam mulutku. Terasa sekali ujung batang kontolnya
mneyentuh hingga kerongkonganku. Terkadang kugigit kecil pada helm
surganya. Akibatnya geli seperti ingin kencing.
Erangannya
akhirnya keluar juga setelah sekian lama dia tahan agar dia nikmatin
dulu hal yang aku lakukan terhadap kontolnya. "Nis, nikmat banget si
jilatan kamu" katanya sambil mengusap usap paha putihku hingga pangkal
pahaku.
Aku
melepaskan emutanku karena sepertinya dia sudah mo mlanjutkan ke tahap
brikutnya. Perlahan dia kecup bibir tipisku. Dengan lembut dia mengecup
bibirku, perlahan disapunya setiap detail bibirku itu, lembut, halus,
seperti makanan agar agar.
Perlahan
aku menurunkan CD yang tadi hanya kuturunkan sepaha. aku kembali
mengusap batang kontolnya yang menegang dengan keras. tangannya mulai
mengusap lembut gunung kembarku yang membusung menantang untuk diremas
oleh tangan perkasa. Aku melepaskan bra sehingga tokedku sekarang bebas
untuk dia explorasi.
Pentilku
yang merah kecil menantang ingin sesegera di hisap dan mungkin di gigit
kecil. Sesaat langsung dia tarik tubuh mungilku ke dalam pelukannya.
Dengan sigap dia hisap pentilku yang menantang dan ternyata telah
mengeras sedari tadi. Aku tak ingin hanya aku seorang yang merasakan
kenikmatan ini.
Kusambar
batang kontolnya yang tegang mengacung tegak berdiri.Kukocok berirama
naik turun dengan sangat lembut. "Uuuuhh.ssshhhNis uuuuuhhh. Enak
banget", erangnya menikmati kocokanku di kontolnya. Aku juga menggeliat2
karena emutan di pentilku. "Om, nikmat banget deh, padahal baru diemut
pentilku", desahku tertahan.
Sekarang
posisi aku dan si om seperti 69. Bra dan cdku sudah terlepas karena
ulahnya. Posisi kepalanya sekarang adalah di bawah dengan posisi aku
menhadapi kontolnya. kakiku sekarang mengapit kepalanya yang sedang
melahap liang memekku.
Dengan
kedua tangannya dia menahan pinggangku agar posisi memekku tetap di
hadapannya. Sedangkan aku mengoral batang kontolnya dengan sangat lahap.
Setiap kali lidahnya menyapu itilku, maka aku pasti mengapit kepalanya
dengan keras, menahan sesuatu yang ingin keluar.
Dia
gak perduli dengan apa yang aku rasakan. Maka dengan brutal dia buka
liang memekku dengan lidahnya dan menyelipkan diantara kedua bibir
memekku yang mengapit itilku. Sesekali dia sodok sodok dengan lidahnya
yang menyentuh bagian yang paling sensitif ditubuhku.
"Uuuuhhhh
om .. Anis gak tahan mau kencing .Oooohhh " desahku keenakan. Dia tahu
aku hampir mencapai puncak. Maka dengan gerakan yang lebih kuat dia
korek liang memekku dengan lidahnya yang bermain di dalam memekku.
Mengisap
itilku. Mengigit kecil dan menarik itilku dan akhirnya .."Oom ..
oooohhhh. Anis gak tahan lagiiii. Aaaaakkkkhhhh". Desahku dibarengi
dengan sekujur tubuhku mengejang. Hingga akhirnya mengalir sejumlah
cairan bening di sela sela bibir memekku yang montok itu.
Dengan
sigap, aku jongkok tepat diselangkangannya. Kugenggam kont0l besarnya
yang sangat keras itu. Aku mulai menilati lubang kencingnya, kutiup2
lubang kencingnya, sehingga dia menggelinjang kegelian.
Jilatanku
meluas kearea palkonnya, leher palkonnya yang sangat sensitif tak luput
dari jilatanku, kembali dia menggeliat2 keenakan. Jilatanku terus turun
ke batangnya, ke biji pelernya. Biji pelernya kuisep pelan2 karena
daerah itu sangat lemah sehingga kalo diemut keras2 akan terasa sakit,
gak hanya ngilu.
Kuangkat
biji pelernya keatas, jilatanku terus turun kebawah. Dia mengangkat
kakinya keatas sehingga aku bisa menjilati daerah sensitif lainnya di
kont0l lelaki adalah di lipatan antara dasar biji peler dan lobang
pantatnya.
Daerah
itu sangat sensitif, tidak hanya kujilat tapi kuemut pelan. Dia
mengerang keenakan, "Nis, kamu pinter amir bikin aku keenakan, latihan
ma cowok kamu terus ya Nis". "He eh", aku hanya bisa menggumanm karena
aku sibuk menjilat dan mengemut daerah sensitif dibawah biji pelernya
itu.
Kurasa
cukup, kembali aku mengemut pelan biji pelernya, jilatannya naek ke
batangnya dan berakhir lagi di lubang kencingnya, kukilik2 terus dengan
ujunga lidahku. "Nis, emut kontolku dong", pintanya. aku turuti
permintaannya, kujilati palkonnya yang sudah membengkak itu, trus
kumasukan palkonnya kedalam mulutku sembari lidahku terus saja menyerang
lubang kencingnya.
Kuemut
rada kuat palkonnya, pelan kukeluarkan dari mulutku dan langsung
kumasukan lagi, berulang aku melakukannya, kuemut dengan keras sambil
kukeluarkan, trus kumasukkan lagi. Dia makin menggeliat2 keenakan, "Nis,
nikmat banget sepongan kamu".
Pelan2
kuperdalam kontolnya masuk ke mulutku, karena panjangnya setengah saja
sudah membuat tenggorokanku ke sodok2, sehingga aku pengen muntah,
makanya kumasukan kedalam mulutku sampe batas aku nyaman saja.
Mulai
kuemut keras sambil kukeluarkan dari mulut, kemudian aku masukan lagi
kedalam mulutku sampe kebatas kenyamananku. Aku menandai batas itu
dengan menggenggam kontolnya. Berulang kali kulakukan emutan seperti
itu, dia menjambak rambutku sembari membantu menekan kepalaku agar makin
cepat mengeluar masukkan kontolnya dalam mulutku.
Kemudian
aku mengganti dengan mengocok kontolnya. Pangkal kontolnya kupijit
dengan tangan kiri sedang tangan kanan mengocok kontolnya turun naek,
keras banget kerasnya ngacengnya kontolnya.
Dia gak mau nganggur, dengan tangan sebelah kiri dia remas toketku.
"Trus
Nis, kocok terus. skali2 diisep lagi Nis, Jilat . enak sshh.... sempit
banget mulut kamu Nis sssshhhhh". Dia minta aku untuk makin meningkatan
kegiatanku, kocokan tangan diselingi emutan mulut.
Akhirnya
dia gak bisa menahan rangsangan yang ditimbulkan akibat kocokan dan
emutanku yang dahsyat (bukan dahsyatnya stasiun tv lo) dan...Crooot .
crooot .muntah juga lahar panas berwarna putih memenuhi rongga mulutku.
Aku
berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan mulut dari bekas muntahan
pejunya yang hampir memenuhi seluruh ruang didalam mulutku. Entah setan
apa yang datang. Ketika melihat aku yang sedang menungging membersihkan
mulut, napsunya kembali bergejolak ketika melihat lipatan daging yang
terhimpit antara pahaku yang montok putih merangsang.
Sekejap
langsung dia jongkok di belakangku tepat di bawah pantatku yang bulat
itu. kemudian mulai menjilat liang memekku yang tadi mengodanya untuk
kembali dijamah lagi.
"Om,
Anis kan lagi bersihin mulut nih ssssshhhh .nanti dulu dong. Uuuuuhhh
." ujarku yang masih dengan posisi menungging membelakangi dia. Tanpa
menghiraukan aku berkata apa dia terus menjilati liang memekku.
"Nis
aku masukin kontolku ke mem3k kamu dari belakang ya", pintanya dengan
mengambil posisi doggie style. Gak da matinya ni orang, baru ja ngecret
dimulutku dah ngaceng lagi karena ngejilatin memekku. Dia suruh aku
memegang wastafel di hadapanku dan merenggangkan kedua kakiku agak
lebar.
Dengan
tangan sebelah kanan mengenggam batang kontolnya, dia mengesek gesekkan
palkonnya pada bibir memekku. perlahan lahan dengan dibantu cairan yang
keluar dari sela sela memekku, kontolnya mulai menerobos masuk. Pelan
dia mendorong kontolnya hingga membuat kedua bibir memekku ikut tertekan
kedalam.
Terasa
sekali ketika benda tumpul berurat hendak memaksa masuk kedalam liang
memekku yang baru pertama kali kenalan dengan kont0l extra large seperti
si om punya. Dengan susah payah, akhirnya palkonnya berhasil masuk.
Perlahan dia tekan kembali dengan sedikit keras dan tangan kirinya
memeras toketku yang putih serta pentilku yang mengeras meruncing ke
depan.
"Tahan
ya Nis ini hanya pertamanya saja seret. Nanti setelah kontolku masuk ke
dalam mem3k kamu kamu akan ngerasain kenikmatan yang belon pernah kamu
dapet dari cowok kamu". Aku tak menjawab, hanya menganggukkan kepala dan
sesekali menatap ke arahnya yang sekarang akan mengentotin aku lebih
lanjut.
Kontolnya
menyelinap makin dalam, memekku menganga selebar mungkin supaya dapat
menelan kontol besarnya yang mengisi seluruh relung memekku sampe
rasanya gak da lagi tempat yang tersisa, penuh banget rasanya memekku
keisi kontol besarnya.
Pelan
pelan dia tarik batang kontolnya hanya menyisakan setengahnya di dalam
dan kembali menekan batang kontolnya masuk kedalam lagi. Dia lakukan
berkali kali biar memekku akhirnya bisa menyesuai benda asing yang
menganjal di tengah tengah rongga sempit itu. selama 3 menit lebih dia
lakukan pengadaptasian di memekku Rini.
Aku
mulai mendesah, rasa nikmat mulai menderaku ketika pelan dia mulai
mengeluark-masukkan kontolnya di memekku. "Gimana Nis?" "Nikmat om, agak
lebih cepat dan agak keras dong tekannya. Enak sekarang enak sekali
om".
Dia
mempercepat sodokan kontolnya ke dalam memekku, yang seirama dengan
goyanganku yang mendorong pantatku yang putih bulat itu ke belakang.
Sodokan demi sodokan dia pompa terus menerus ke memekku. terasa sekali
batang kontolnya menggesek dinding dalam memekku, jelas menimbulkan rasa
ngilu yang begitu amat sangat nikmatnya. Semakin lama dia percepat
irama pompaan kontolnya yang diiringi desahan hausku, "uuuuhhh . ssshhhh
. om. Lagi om. Lebih keras," pintaku.
Mungkin
karena merasa terkuras tenaganya, akhirnya dia minta aku untuk mengubah
posisi ngentotnya. Dia gendong aku merapat ke dinding. kedua tanganku
melingkar di lehernya. Kedua kakiku melingkar dipinggangnya seperti anak
kecil yang sedang ingin memanjat pohon.
Dengan
cepat aku meraih batang kontolnya dan menusukkan kembali ke dalam liang
memekku. Aku tak mau sampai kenikmatan yang tadi aku rasakan terputus
sebelum aku mencapai puncak kenikmatannya yang selanjutnya. Dengan gaya
mengendong aku, dia berjalan menuju ke dalam kamar.
Dia
merebahkan tubuh mungilku yang mengiurkan itu di atas ranjang. Dia
berusaha untuk tidak merubah posisi keberadaan kontolnya yang sudah
menancap didalam memekku. Dia mengangkat kedua kakiku dan menaruhkannya
di atas bahunya, membuat dia lebih leluasa mengeluar-masukkan kontolnya
dalam memekku.
"Eeehhhhmmm
eeehhhhmm . enak gak Nis kalau aku sodok memek kamu kayak gini",
tanyanya, sementara aku dalam posisi setengah tertindih oleh badannya.
aku hanya menatapnya yang sedang memompa memekku sambil mengigit tipis
bibir bawahku yang mungil.
Aku
menganggukkan kepala dan mengusap usapkan kedua tanganku pada dadanya
yang bidang. ekspresi mukaku yang menunjukkan aku sedang kenikmatan
membuat dia makin terangsang banget. Saat dia hentakin dengan keras
batang kontolnya ke dalam liang memekku, bibir mungilku membuka sedikit.
"Nis mem3k kamu memang sungguh nikmat sekali". Aku menatap dia yang
masih terus memompa memekku dengan cepat.
Selang
beberapa menit aku meminta agar merubah posisi ngent0t menjadi women on
top. Alasanku supaya aku lebih menikmati bila liang memekku ditikam
oleh kontolnya dari bawah. Sensasi yang aku rasakan lebih nikmat
dibandingkan dengan gaya sebelumnya.
Perlahan
dia merubah posisi kembali. Namun kali ini terpaksa harus mencabut
terlebih dahulu kontolnya yang sudah tertancap di memekku. Dengan
berirama aku mengoyangkan pantatku yang bulat indah itu maju mundur,
layaknya seseorang yang sedang naik kuda pacuan. Terasa sekali kontolnya
mengaduk seluruh liang memekku.
Terkadang gerakanku maju mundur, terkadang berputar putar seperti goyangan Inul daratista yang sedang goyang ngebor.
"Nis
. nikmat banget. Trusss Nis. Jangan berhenti." Terasa kontolnya makin
membengkak, pertanda sebentar lagi dia akan ngecret lagi.
"Gila enak banget, mem3k kamu Nis, Uuuuhhh trus Nis".
"Om, Anis mau . mmmmauu. sssssshhh. ooom. oooooohhh. kkllluar", desahku ngasi tau dia kalo aku juga mo klimax.
"Nis
tahan sebentar lagi seddiiikkit lagi. Kita keluarin sama samma
yah.uuuhh." Semakin kencang aku ngegoyang pantatku. Dan
akhirnya."Aaakkkhhh.. ooom", teriakku sambil merebahkan tubuhku yang
lemas terkuras di atas tubuhnya dengan posisi batang kontolnya yang
masih menancap didalam memekku.
Karena
aku tak mampu menahan dorongan napsuku akhirnya aku mencapai puncaknya
terlebih dahulu. Dengan kencang dia hujam kontolnya semakin cepat ke
dalam memekku. Tanpa memperdulikan tubuhku yang sudah terbujur lemas di
atas badannya, sampai akhirnya,
Crooot.
Croot, pejunya muncrat semuanya didalam memekku. Hebatnya walaupun tadi
dah ngecret dimulutku, kali ini tetep ja pejunya banyak ngecretnya
hingga tak tertempung di memekku. Pejunya mengalir melalui sela sela
bibir memekku yang montok itu.
Tanpa
mencabut kontolnya yang masih menancap di memekku, aku merebahkan
badanku yang lemas terkuras karena pertempuran yang membawa kenikmatan
ini diatas badannya.
"Om, nikmat banget deh dientot ma om".
"Kamu suka kontolku Nis".
"Bangetz".
"jadi boleh dong sering2 aku ngentotin kamu".
"Bangetz
om, kontak Anis ja om kalo om pengen ngentotin Anis lagi". Kami
melakukannnya berkali2 sampe waktu cek out besoknya, sungguh nikmat
dientot ma om yang perkasa gitu walaupun aku jadinya lemes buanget.
0 komentar:
Posting Komentar