Aku mempunyai seorang temen cewek, sebut aja namanya Mutia. Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Mutia mempunyai tinggi kurang lebih 166 cm, 48 kg dan menggunakan bra ukuran 34C, dan kulitnya kuning langsat. dgn wajah layaknya cewek kampus, dan tidak terlihat sama sekali jika dia juga seorang pecinta sex bebas, sama seperti aku.
Beruntung aku memiliki wajah dan badan yang cukup lumayan, sehingga aku tidak mengalami kesulitan dalam mencari teman untuk melepas birahi, apalagi ditambah dengan ukuran aku yang boleh dibilang lebih dari rata-rata. Wajar aja jika teman cewek aku rajin mengontak aku disaat mereka butuh ngentot dan begitupun juga sebaliknya.
Pada suatu hari, Mutia menelpon aku. Dia cerita kalau dia punya teman kost baru, dan cakep pula. Dia juga bilang jika temannya itu mirip artis ternama di ibukota, yang namanya udah terkenal. Dia janji mau mengenalkan aku ke dia. Maka kemudian aku dan Mutia membuat suatu janji pertemuan di hari Sabtu.
Pada hari yang telah di janjikan, aku telah membuka sebuah kamar hotel di daerah kota, dan seperti yang telah direncanakan, Mutia datang membawa seorang temannya yang bernama Virna.
“Tok.. tok.. tok..!” 3 kali aku dengar ketokan pintu, maka secara otomatis aku membukakan pintu.
Begitu pintu terbuka, terlihatlah Mutia yang sedang tersenyum kepada aku, dan di belakangnya tampak temannya yang akan dikenalkan ke aku. Dan benar aja, temannya itu menang benar mirip sekali dgn artis ibukota yang Mutia ceritakan.
“Virna, kenalin donk… ini loh temen gue yang gue mau kenalin ke kamu.” begitu ucap Mutia sambil masuk ke kamar.
“Oh iya, gue Virna… dan kamu siapa..?” sapanya ramah.
aku sempat terdiam sewaktu Virna menjulurkan tangannya, karena aku tidak habis pikir jika cewek ini begitu cantiknya, dan aku mesti dapat mencicipinya hari ini juga.
“Hmm, nama gue A..” begitu aku sadar, langsung aku merespon dgn julurkan tangan.Hmm, kulitnya halus juga, pikir aku. jika dari yang aku lihat, Virna ini sedikit lebih pendek dari Mutia, tetapi dia mempunyai buah dada yang lebih besar daripada Mutia. Kira-kira tingginya 160 cm, 45 kg, dan aku rasa ukuran dadanya 34C, soalnya dadanya besar sekali.
“Eh, kamu berdua jangan diem gitu donk, kasih gue minum kek..!” tiba-tiba suara Mutia memecahkan kesunyian yang ada.
“Oh iya, sori Mutia, tuh kamu ambil aja deh di kulkas..!” jawab aku sekenanya.
“Gini..,” kata Mutia.
“Temen gue Virna ini seorang janda anak satu, tapi kamu pikir deh, umurnya baru 23 dan body-nya masih segini, ngga kecewa donk kamu gue bawain yang kaya gini.” lanjut Mutia lagi.
“Ah kamu bisaan aja Mutia,” sahut Virna dgn tersipu, sehingga tampaklah wajahnya yang sedikit memerah.
Aduh.., ini membuat aku jadi horny aja.
Tiba-tiba aja Virna menarik Mutia ke kamar mandi.
“Ikut gue bentar deh Mutia..!” kata Virna.
Lalu Mutia dgn terburu buru juga ikut dan sambil bicara kepada aku, “Dah kamu tiduran aja dulu di ranjang, temen gue mau bilang sesuatu kali nih ke gue.”
Tidak lama mereka keluar dari kamar mandi.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
“Eh sori yach tadi sempet bikin kamu kaget.” kata Virna.
“Eh, ngga apa-apa kok.” jawab aku masih bingung.
“Emangnya kenapa sih tadi..?” aku masih bingung.
“Udah deh kamu ngga usah tau, urusan perempuan kok barusan, yang penting sekarang kamu santai aja di ranjang kamu dan ikutin permainan gue.” timpalnya lagi.
“Wah-wah-wah, permainan apa lagi nih..?” pikir aku dalam hati.
Tapi aku udh senang sekali, apalagi aku melihat Mutia tersenyum nakal ke arah aku. Duh, aku jadi tambah horny aja deh.
“Sebelum gue kasih kamu ijin, jangan sekali kali kamu sentuh gue, ok..?” kata Virna.
“Ok-ok deh..,” jawab aku meskipun aku masih agak bingung dgn arah permainannya.
Tiba-tiba aja Virna langsung mendekati ke ranjang dan segera menciumi aku di bibir. Yach udh otomatis aku akan merespon juga donk. Lidah kita saling ‘bergerilya’, sedangkan aku cuma boleh telentang aja di ranjang. Kemudian ciuman Virna turun ke leher aku, hm.. enaknya pikirku. Dijilatinnya leher aku, terus dia juga menjilati kuping aku.
Tanpa sadar aku mendesah, “Ahh, enak, Virna, terusin dong..!”
“Sekarang gue bukain baju kamu, tapi inget..! Tangan kamu tetep diam aja yach, jangan sentuh gue sebelum gue kasih ijin..!” sahutnya lagi.
“Aduh sengsara banget nih..! Masa mau ml tapi tangan gue ngga boleh megang-megang sih..!” pikir aku dalam hati.
Bispak Kenalin Temenya Buat dientot dgn cepet Virna membuka baju aku dan langsung dilempar. dgn sigapnya Virna langsung bergerilya di dada aku, bagaikan seseorang yang lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Digigitnya kedua puting aku.
“Ahhh, enak gigitan kamu,” aku mendesah pelan.
Samar-samar aku melihat Mutia duduk di samping aku sambil memperhatikan wajah aku dan dia tersenyum.
Tanpa sadar tangan aku mencoba mencari buah dada Virna untuk aku remas-remas. Eh tanpa aku duga, tiba-tiba aja tangan aku ditepis oleh Virna dan Mutia.
“Gue kan udah bilang, kalo belum gue kasih ijin jangan sentuh gue..!” kata Virna.
“Iya, kamu tuh gimana sih..?” kata Mutia, “Ikutin donk permainannnya Virna..!” lanjut Mutia.
“Yach habis gimana donk..? Namanya juga reflek..!” timpal aku sambil mendesah dan agak kecewa.
“Pokoknya kamu sabar deh..!” kata Virna sambil membuka celana aku.
“Hmm.., cd model low cut dgn warna hitam nih..!” ujar Virna sambil bergumam sendiri.
“kamu tau aja kesukaan gue..!” kata Virna,
“Dan kamu seksi banget dgn cd warna gini, bikin gue horny juga tau..!” kalimat Virna yang terakhir sebelum dia mulai sepongin peler aku.
“Oohh, enak, sedot lagi donk yang kuat Virna..!” kata aku sambil mendesah.
Kurang lebih 5 menit Virna sepong peler aku. Kemudian Virna dgn sigapnya melepas seluruh baju, celana dan pakaian dalamnya.
“Nah, sekarang kamu baru boleh sentuh gue..!” kata Virna.
Maka karena dari tadi aku udh menahan mau nyentuh dia tapi tidak boleh, maka kesempatan ini tidak aku sia-sia kan. Langsung aja aku rebahkan Virna di ranjang dan gantian aku ciumi bibirnya, dan Virna juga membalasya dgn tidak kalah ganasnya. Kemudian aku turuni ciuman aku ke daerah lehernya. Hmm, lehernya yang bersih itu aku ciumi dan aku jilati. Samar-samar aku mendengar Virna mulai mendesah.
Kali ini aku turun ke buah dadanya, aku menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi aku tidak menyentuh sedikit pun putingnya Virna.
Dan Virna kemudian bicara, “Ayo donk isepin puting gue, please..!”
“Wah ini saatnya balas dendam nih..!” pikir aku dalam hati.
“Hah..? kamu minta diisepin puting kamu, sabar yach sebelum gue mood, gue ngga bakal isep puting kamu..!” jawab aku sambil tersenyum.
aku lihat Mutia juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah.
Tidak lama setelah aku memainkan buah dadanya, aku turun ke nonok nya. Tampaklah bulu-bulu nonok Virna yang begitu halus dan dicukur rapih. dgn sigap aku langsung menghisap nonok Virna.
“Ohh.., ohh.., enakk..! Terusin donk Sayang..!” sahut Virna sambil mendesah.
Kalimat itu membuat aku tambah semangat, maka aku tambah liar untuk menghisap nonok nya.
“Sayang, aku mau keluar,” lirih Virna.
Dan tiba-tiba aja cairan nonok Virna keluar diiringin teriakan dari Virna yang kemudian aku telan semua cairan nonok Virna.
“Duh Say, kamu kok hebat sih maenin memekku..?” tanya Virna.
Yang aku lakukan cuma tersenyum aja.
“Please donk, masukin punya kamu sekarang..!” pinta Virna dgn memelas.
“Nanti dulu, puting kamu belum gue hisap..!” jawab aku.
Maka dgn cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu aku hisap dgn kencanganya secara bergantian, kiri dan kanan.
“Ahhh, enakk Sayang, terusin..! Tambah kenceng donk..!” teriak Virna.
Hmm, mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat aku tambah horny lagi, apalagi peler udh dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung aja aku memasukkan peler aku ke nonok nya.
“Shit..! Sempit banget nih memek..!” pikir aku dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga barang aku ke nonok nya.
“Gila bener Virna, barang kamu enak dan sempit banget sih..?” jawab aku dgn napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat aku dibalas dgn senyum oleh Virna yang sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung aku goyangkan. Yang ada cuma suara Virna yang terus mendesah dan teriak.
“Ahhh terus Sayang, tambah cepet donk..!”
Dan sekilas di samping aku tampak Mutia sedang meremas-remas buah dadanya sendiri.
“Sabar Mutia, akan tiba giliran kamu, sekarang gue beresin dulu temen kamu ini..!” jawab aku sambil sambil menggoyangkan Virna.
Mutia cuma dapat menganggukan kepala, soalnya dia tahu ini bagian dalam permainan yang mereka buat, jadi Mutia juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan aku dan Virna.
Tidak lama kemudian Virna minta gantian posisi, kali ini dia mau di atas.
“Gue cepet keluar kalo di atas..!” katanya santai.
kita pun berganti posisi. Berhubung Virna tadi udh keluar, maka kali ini ketika kita ‘main’ nonok Virna udh becek.
“Ahh.., enakk.., barang lo berasa banget sih..!” jawab Virna sambil merem melek.
5 menit kemudian Virna teriak, “Ahh.., gue keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan aku.
Tetapi aku kan belum keluar, wah tidak begini caranya nih. Ya udh akhirnya aku gantian dgn gaya dogy.
Kali ini kembali Virna menjerit, “Terusiin Sayang..!”
Tidak lama kemudian aku merasa jika aku udh mau keluar.
“Virna, mau keluarin dimana..?” tanya aku.
“Di muka gue aja.” jawabnya cepat.
Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma aku aku keluarkan di wajah Virna.
Kemudian Virna dgn cepat membersihkan peler aku, bahkan aku aja sampai ngilu dgn hisapannya. Tidak lama aku pun jatuh lemas di sampingnya. Dan aku tetep melihat Mutia tetap meremas dadanya dan dia pun melihat aku dgn tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti temannya.
“Mutia, ke kamar mandi dulu yuk, gue mau bersih-bersih nih..!” jawab aku sambil mengajak Mutia.
Kemudian Mutia dgn cepat menarik aku ke kamar mandi. Di kamar mandi kita saling membersihkan satu sama lain.
“Mutia, gue istirahat dulu yach, gue cape banget soalnya,” timpal aku dgn suara lemas tapi penuh dgn kebahagiaan.
“Ok deh, tapi jangan lama-lama yach, gue udah ngga tahan nih..!” jawab Mutia sambil membersihkan peler aku.
Tidak lama kemudian Virna masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, aku dan Mutia kemudian keluar dari kamar mandi. Begitu sampai di ranjang, tiba-tiba aja Mutia mencium aku dgn ganasnya. Secara otomatis pula aku membalasnya. Kemudian ciuman Mutia mulai turun ke leher aku dan dada aku. aku cuma pasrah diperlakukan seperti itu. Dada aku diremas-remas oleh Mutia dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
“Hmm.., barang kamu bakal gue paksa berdiri lagi nih..!” kata Mutia dgn suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Mutia segera mencium dan mengulum peler aku dgn lahapnya seperti orang yang kelaparan.
“Ahh.. ahh.. ahh.., enak Mutia..!” timpal aku.
Sekilas aku melihat Virna baru keluar dari kamar mandi dan sedang memakai bajunya.
“kamu ngga mau ikutan lagi Virna..?” tanya aku.
“Ngga ah, gue lemes banget, gantian kamu urus temen gue aja deh, gue mau istirahat dulu,” jawabnya santai.
Kemudian aku tidak mau kalah, segera aku raih buah dada Mutia dan segera aku hisap. aku mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, aku remas-remas juga dadanya.
“Ahh, yang kenceng Sayang..!” jawab Mutia lirih.
Kurang lebih 5 menit aku memainkan dadanya, kemudian aku turun ke nonok nya. Tampaklah nonok Mutia ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu udh tampak basah.
“Hmm.., udah basah kamu Mutia, dah ngga tahan yach..?” kata aku sambil tersenyum.
Mutia cuma menangguk aja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian aku mendekatkan mulut aku ke depan nonok Mutia, dan langsung aku hisap dan aku jilat nonok nya.
“Ohh.., ohh.., teruss..! Enak..!” itulah suara yang terdengar dari mulut Mutia.
Setelah 10 menit aku memainkan nonok nya, aku ingin melakukan gerakan lebih jauh. Dan dgn segera aku memasukkan peler aku ke dalam nonok Mutia.
“Hmm, pelan-pelan yach..!” jawab Mutia.
aku cuma tersenyum dan segera mencium Mutia, dan dia pun membalasnya dgn penuh semangat.
Blesss, seluruh peler aku kini berada di dalam nonok Mutia. Dan tanpa dikomando lagi aku segera bergerak diikuti goyangan pinggul Mutia. Tanpa sadar Mutia memeluk aku begitu eratnya dan aku memperhatikan wajah Mutia yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Mutia ingin berganti posisi.
“Eh, gantian dogy yuk..!” pinta Mutia.
Ya udh, aku turuti aja kemauan Mutia.
“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara peler dan nonok yang sedang berlomba, karena nonok Mutia udh basah dan menurut aku Mutia tidak lama lagi akan keluar.
Dan benar aja dugaan aku, tiba-tiba aja Mutia teriak,
“Ah.., ahh.., ahh.., gue keluar..!”
Kemudian Mutia langsung jatuh lemas dgn posisi telungkup, sementara peler aku masih tertancap dalam nonok Mutia. Maka aku segera menggerakkan peler aku supaya aku juga dapat keluar. Tidak lama aku terasa bahwa aku ingin keluar.
“Keluarin di mana Mutia..?” tanya aku.
“Di dalam ajalah, biar kamu enak..!” jawabnya dgn suara yang terbata-bata.
Lalu, “Crott, crott..!” peler aku segera mengeluarkan semburan spermanya.
“Ahh..!” aku bersuara dgn keras, “Enak banget..!” lanjut aku.
Kemudian aku langsung rebah di sebelah kanan Mutia, sementara Virna sedang tersenyum memperhatikan kita berdua.
“Wah-wah-wah, cape kamu yach berdua..?” kata Virna.
aku yang udh lemas cuma dapat tersenyum dan tiduran di samping Mutia.
Setelah istirahat beberapa menit, kemudian aku dan Mutia ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu kita bertiga pulang ke rumah masing-masing dgn membawa kenangan indah bersama.
0 komentar:
Posting Komentar