Umurku 23 tahun kata banyak orang wajahku ganteng ada manis manisnya gitu jadinya lawan jenis sering member perhatian kepadaku, dan aku diberi keberuntungan untuk memilih cewek yang aku cintai, sekarang aku tinggal di daerah Malang, saat itu aku mempunyai seorang pacar dan pacarku itu mempunyai saudara kembar yang identik kesemuanya hamper sama susah untuk membedakannya.
Pacarku itu namanya Dara dan dia punya saudara kembar yang bernama Dini. Aku dan Dara berkenalan di telepon dan mengobrol cukup lama, lalu aku mengajak Dara bertemu di rumahnya.
Jadi sorenya aku langsung berangkat ke rumah Dara. Ternyata Dara itu adalah cewek yang menarik dan mempunyai wajah yang nafsuin, alis matanya begitu indah menurutku dan bodynya sudah benar-benar aduhai n seksi.
Darapun tampaknya juga menyukaiku. Lalu dia mempersilakan aku masuk dan kami berbincang-bincang dirumahnya. Dalam waktu singkat kami berdua mulai akrab karena punya banyak kecocokan. Waktu itu kami berdua duduk bersebelahan di sofa panjang. Aku sering mencuri pandang wajahnya yang cantik, dia juga begitu.
Setelah capek ngobrol dan bercanda kami berdua saling terdiam cuma saling berpandangan dan tersenyum.
“Kamu cantik..” kataku memecah kebisuan.
“Kamu juga cakep, yo..” jawabnya.
Aku benar-benar ingin menciumnya, aku sudah tak tahan ingin merasakan bibirnya yang seksi itu. Mata kami tetap saling bertatapan.
“Aku suka mata kamu, bibir kamu..” pujiku sambil mataku memandang ke arah bibirnya yang mungil.
Dara hanya tersenyum mendengar kataku itu. Lalu aku mulai mendekatkan wajahku perlahan dan Dara juga melakukan hal yang sama. Kami mulai berciuman, saling menikmati dan merasakan. Mulanya ciuman kami begitu hangat tapi lama-lama terasa ada nafsu dalam ciuman kami.
Aku mulai menggigit bibirnya yang mungil dan lidah kami beradu, lidahku mulai menari dalam bibirnya lalu aku mulai merasa lidahku seakan tertarik masuk ke dalam mulutnya, kami berdua mulai tak bisa mengendalikan diri, desah nafasnya makin membara, matanya terpejam dan wajahnya yang cantik itu mulai merona merah, kedua tangannya menjambak rambutku seakan menahan nafsu yang ingin meledak.
Sambil berciuman kami mulai berganti posisi, Dara duduk di pangkuanku dan tanganku mulai nakal meraba dan meremas-remas buah dadanya yang montok. Kurasakan kedua pahanya menjepit erat pinggangku saat bibirku memciumi lehernya dan lidahku menjilati dan menghisap daun telinganya. Sementara itu tanganku mulai turun meremas remas pantatnya yang empuk.
Desahannya terdengar makin keras, satu tangannya mulai berani memegang kontolku yang mengeras diluar celanaku. Bosan menciumi lehernya, tanganku membuka bajunya dan melepas BH-nya, lalu kuhisap buah dadanya dan kusedot masuk kedalam mulutku, sementara itu lidahku kuputar-kuputar di puting susunya.
“Uhh” desahnya menikmati rangsanganku.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Tangannya mulai berani membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku dari dalam celanaku, tangannya yang kecil itu mulai mengocok kontolku yang besar pelan-pelan, akupun juga memerosotkan celana dan CD-nya.
Lalu tangan kiriku meremas-remas pantatnya dan tangan kananku meraba-raba vaginanya, terasa bulunya begitu halus dan jemariku terasa basah terkena lendir dari vaginanya, jari telunjukku mulai kumasukkan ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dan kutarik maju mundur perlahan, sementara itu mulutku terus merangsang puting susunya yang kecil.
“Ahh.. Shh” desahnya tak tertahankan, nafasnya tersengal-sengal menderu.
Kemudian Dara mendekatkan badannya semakin merapat ketubuhku sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku diluar vaginanya, kontolku terasa geli saat kena bulu jembutnya yang halus itu. Aku sudah tak tahan ingin memasukkan kontolku ke vaginanya, tapi aku cuma diam saja mengikuti alur permainannya.
“Yo, aku pengen ML sama kamu nih..” ajaknya sambil tersenyum malu-malu.
“Sekarang di rumah kamu ada siapa? Ntar kalau ada yang melihat gimana..?” jawabku.
“Tenang aja, orangtuaku sedang keluar kota, adikku sekarang lagi tidur, jadi aman kok..”, jawabnya sedikit memaksa sambil tangannya terus meremas kontolku.
Tanpa menuggu jawabanku, Dara mulai berdiri dengan lututnya sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku di bibir vaginanya. Wajahnya tampak begitu seksi saat itu. Helm kontolku mulai terasa basah terkena lendirnya.
Kemudian pantatnya mulai turun pelan-pelan, terasa helm kontolku masuk didalam vaginanya. Lalu Dara mulai bergerak naik turun perlahan, rasanya kontolku sedikit sulit masuk seluruhnya meskipun vaginanya sudah sangat licin karena kontolku terlalu besar.
Tapi Dara terus memaksakan, pantatnya turun terus, akhirnya kontolku mulai masuk seluruhnya kedalam, rasanya kontolku seperti dipijat-pijat dan di tarik oleh vaginanya. Kami berdua mendesah pelan menahan kenikmatan itu.
“Achh.. Ohh” suaranya semakin membangkitkan birahiku.
Pantatnya mulai bergerak lagi naik turun perlahan kemudian bergerak semakin cepat, tanganku meremas pantatnya sendiri sambil membantunya bergerak agar lebih cepat. Pentil susunya terus kulumat dan kuhisap masuk di mulutku.
Dara terus bergerak naik turun, terasa kepalaku sakit karena dia terlalu kuat menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke buah dadanya. Aku sudah tak tahan menahan orgasmeku yang hampir ke puncak, lalu terasa tubuh Dara bergetar dan pahanya terasa menjepit erat pinggangku, gerakannya sedikit tertahan tapi dia terus bergerak naik turun, matanya terpejam sambil bibirnya makin mendesah keras.
Lalu terasa kontolku makin hangat dan basah di dalam vaginanya. Rupanya Dara telah orgasme, gerakannya mulai terasa amat perlahan, tapi tanganku terus mengangkat pantat Dara naik turun karena aku juga hampir orgasme, akhirnya kontolku memuncratkan spermaku ke dalam vaginanya, Dara ikut bergerak lagi membantuku mencapai puncak kenikmatan.
Rasanya pahaku basah kuyup kena cairan orgasme kami berdua. Kemudian Dara berdiri lalu jongkok di depanku, tangannya mengocok kontolku, lidahnya sekali-kali menjilati sisa spermaku, benar benar suatu kenikmatan yang tak mampu terucap dengan kata-kata.
Setelah selesai dan kontolku mulai melemas, Dara duduk di sebelahku, kepalanya bersandar di bahuku sementara tanganku membelai rambutnya. Kami berdua berusaha mengatur nafas setelah kecapekan bercinta. Lalu kami memakai pakaian kami kembali. Kami berdua tak tahu kalau ada yang mengintip kami sedang bercinta tadi di sofa.
“Yo, jangan anggap Dara cewek nakal ya..? Pintanya manja padaku.
“Enggak kok, aku gak pernah berpikiran begitu sama kamu..” jawabku menenangkan hatinya, lalu Dara tersenyum manis sambil memelukku lebih erat.
“Yo.. Udah jam sepuluh nih, kamu pulang dulu ya, tapi janji besok kamu harus ke sini pagi-pagi ngantar Dara ke kampus..!” pintanya padaku, aku cuma mengangguk.
Akhirnya aku pulang ke rumah dan langsung tidur karena capek.
Besoknya..
“Waduh.. Gimana nih, udah jam dua belas siang..!” umpatku karena bangun kesiangan, lalu aku bergegas mandi dan langsung berangkat ke rumah Dara, berharap dia belum berangkat ke kampus.
Sesampainya di rumah Dara aku langsung masuk karena aku tahu orangtuanya belum pulang dari luar kota. Tak terlalu sulit menemukannya karena di rumahnya cuma ada 3 kamar. Tampak di depanku Dara sedang tiduran di ranjang. Dara cuma tersenyum melihatku.
“Lho kamu sudah pulang kuliah ya? Sorry ya tadi pagi gak ngantar kamu.. Abis kecapekan kemarin bercinta ama kamu sih..” alasanku supaya dia gak marah.
“Gak apa-apa kok Yang.. Lagian Dara juga gak ke kampus karena kecapekan kemarin..” jawabnya santai.
“Sini, rebahan di samping Dara, kangen nih..” ajaknya manja.
Aku langsung tiduran di sampingnya sambil memeluknya.
“Yo.. Emm.. Bercinta lagi yuk?” ajaknya mengagetkanku, aku langsung saja mengiyakan kegirangan.
“Tapi sekarang pemanasannya yang lama ya..?” pintanya manja.
Aku cuma tersenyum dan langsung mengambil posisi di atas tubuhnya. Kemudian kami langsung berciuman sangat hot dan bernafsu, tapi terasa ada yang beda dan aneh, karena tindakannya berbeda dengan yang kemarin malam.
Tapi aku tak peduli, pikirku yang penting bercinta. Dara kali ini terasa kasar waktu berciuman, lidahku digigit cukup keras sementara tangannya mencakar punggungku, aku tak peduli, pikirku Dara sekarang amat bernafsu ML.
“Slow aja Dara..”, ujarku, tapi dia seakan tak peduli, kemudian tangannya mendorong kepalaku ke bawah, tepat di atas gundukan vaginanya.
Tampak Dara sangat nafsu menggesek-gesekkan kepalaku di vaginanya yang amat basah, terasa hidung dan bibirku basah kena cairannya, lidahku langsung kumainkan menjilati klitorisnya sembari tanganku meremas-remas puting susunya.
“Ahh.. Ahh, terus yo, masukkan lidahmu ke dalam dong..” desahnya manja, langsung saja lidahku kumasukkan dan kuputar-putar di dalam vaginanya, terasa cairannya masuk ke dalam mulutku dan kutelan.
“Ohh.. Iya gitu Yang..” rintihnya tanpa malu-malu.
Tangannya makin mendorong kepalaku, membenamkan wajahku ke vaginanya, aku terus menjilati vaginanya makin cepat, kemudian terasa pahanya menjepit keras kepalaku, tubuhnya bergetar keras, sembari tangannya menjambak rambutku. Kemudian terasa mulutku kena semprot cairannya banyak sekali, bau khas wanita orgasme, tubuhnya makin mengejang sampai orgasmenya berakhir.
Setelah itu Dara menarik tubuhku dan menjilati cairannya sendiri di mulutku, setelah puas Dara langsung mendorong tobuhku, aku merebahkan diri di ranjang, sementara itu Dara bergerak liar melucuti pakaianku, lalu meremas dan mengocok kontolku dengan cepat, wajahnya tampak liar bernafsu saat itu.
Lalu mulutnya mengulum kontolku, memasukkan batang kontolku ke dalam tenggorokannya, kemudian menghisap, menyedot kontolku dengan sangat nafsu, aku cuma terpejam menikmati rangsangan yang luar biasa nikmat itu.
Lalu kurebahkan tubuhnya dengan kasar ke atas ranjang dan langsung menindihnya. Kontolku langsung kusodok-sodok dengan cepat ke dalam vaginanya.
“Ahh.. Achh.. Achh” rintihnya menahan gempuran kontolku.
Langsung saja kugoyang dengan cepat pantatku maju mundur. Dara semakin merintih gak karuan, semakin menambah nafsuku. Setelah puas menindihnya, kubalikkan badannya membelakangiku lalu kusodok lagi dari belakang dengan cepat, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya.
“Yo.. Masukin di lubang pantat Dara dong..!” ajaknya mengagetkanku.
“Gak apa-apa nih..?” jawabku.
“He.. Eh, Dara suka kok..” kemudian kucopot kontolku, lalu lubang pantatnya kubasahi dengan ludahku, Dara cuma mendesah keenakan campur geli.
Setelah itu kugesekkan kontolku di pantatnya dan kusodok pelan-pelan, rasanya sulit sekali masuk karena lubang pantatnya terlalu kecil, tapi terus saja kusodok sampai akhirnya masuk setengah. Kemudian kugoyang maju mundur agar lebih masuk lagi, sampai akhirnya batang kontolku terbenam seluruhnya di dalam pantatnya.
Terasa sangat nikmat sekali karena lubangnya sangat sempit, kontolku berdenyut-denyut merasakan pijatannya sampai akhirnya terasa spermaku mengalir di dalam urat kontolku. Lalu langsung menyemprot di dalam lubang pantatnya.
“Ahh.. Ahh..!” desahku menikmati orgasme. Sampai akhirnya aku merebahkan diri sambil memeluknya karena kecapekan.
“Yo.. Gila kamu, ngapain kamu ama adikku..!!” terdengar suara yang sangat mengagetkanku, mataku langsung kubuka dan aku bingung setengah mati melihat Dara ada 2.
Dengan perasaan bingung kutoleh bergantian wajah mereka satu persatu, ya ampun mirip sekali keduanya, cuma yang membedakan satu wajahnya terlihat marah dan satunya lagi terlihat ketakutan.
“Lho.. Daraku yang mana..?”, kataku kebingungan.
Akhirnya aku tahu kalau aku telah bercinta dengan adiknya dan Dara memaafkanku karena sebelumnya gak mengatakan padaku kalau dia itu kembar. Kami berdua tetap pacaran walaupun Dara tak tahu kalau aku juga masih sering bercinta dengan adiknya. Jadi yang membuatku bisa membedakan Dara dengan adiknya adalah hanya tattoo kecil bertuliskan namaku di punggungnya..
0 komentar:
Posting Komentar