Cerita Sex Terbaru Mantan Yang Aku Berikan Kenikmatan – Sehabis pulang dari sekolahan aku langsung pergi kerumah, dan ternyata dirumah sepi gak ada orang , karena merasa sendiri aku mencoba menghubungi teman temanku untuk maen kerumahku tapi apa daya mereka juga sibuk dengan urusannya masing masing, dan aku mencoba dengan rasa takut untuk menelpon mantan mantan pacarku, supaya datang kerumahku, ehh ternyata 2 mantanku menyggupi untuk maen kerumahku.
Sejam telah berlalu. Mereka berdua akhirnya datang. Suasana sepi rumah hilang. Akhirnya kami saling bercanda. Toni dan Oktar adalah mantanku dan kami awalnya teman yg cukup akrab dan suka berkumpul bersama.
Sebenarnya masih ada perasaan suka di hatiku terhadap mereka. Rasanya kurindu akan suasana dulu. Kami mulai bercanda dan duduk bersamaan. Toni memang mantanku yg agresif. Terkadang ia memegang tanganku dan juga merangkulku. Oktar melihat reaksi Toni tampaknya ia tak mau kalah. Hal yg sama pun ia lakukan.
Mungkin karena mereka mantanku maka aku tidak canggung. Sebenarnya aku menyukai sentuhan-sentuhan mereka. Tahap demi tahap kejadian pun terlewati. Kadang aku dipeluk Toni dan kadang aku dipelukan Oktar.
Aku pun tak mau kalah, kebetulan Oktar saat itu diam dan kupeluk ia dari belakang. “Rin, itu kamu empuk ya,” sahut Oktar sambil menggoygkan punggungnya yg tertempel dadaku sehingga bergesekan. Kurasakan nyilu dan nikmat di putingku, dan membuatku terdiam sesaat. Kemudian,
“Masa, sori Tar.. tapi enak ya,” ucapku sambil bercanda.
“Kayak gitu nggak enak, yg enak kayak ini,” perlahan Toni menarikku dan perlahan kulepaskan Oktar.
Toni memelukku, tangannya kurasakan menyentuh dadaku dan mengusap-usapnya lalu meremas-remas.
Sesaat kuterdiam menahan nafas dan agak terkaget dengan sentuhan Toni. Kurasakan putingku mengeras dan menegang membuat aliran darahku terangsang keseluruh tubuh. Rasanya nyilu dan nikmat membuat seluruh tubuhku merinding dan lemas. Perlahan mengalir ketonjolan didekat saluran kencingku.
Kemudian kurasakan bibir vagina dan anusku berdenyut-denyut. Kusadari aku terangsang. Untung Toni tak menyentuh selangkanganku. “Udah yan, lepasin tangannya dong!” ucapku sambil kedua tanganku melepaskan kedua tangan Toni dari dadaku. Walaupun sebenarnya kusuka, tapi kutolak karena aku terangsang.
Kurasakan sebuah bibir mencium kupingku. Mataku melirik ke arah wajah tersebut dan kulihat sekilas wajah Oktar. Sesaat kuterdiam kembali. Nikmat di dalam darahku mengalir kembali. Bibir Oktar kemudian melumat daun telingaku.
Kurasakan nikmat dan lembut mulut Oktar dan membuatku tidak dapat mengelak dan menolak. Perlahan lidah Oktar menjulur masuk ke lubang telingaku. “Aaahh..” hanya itu yg bisa kuucapkan. Daguku terangkat tinggi. Kurasakan putingku mengeras dan menegang menjadi sensitif. Kurasakan nyilu dan nikmat di putingku.
Tampaknya Toni tak mau kalah. Segera tangannya meremas-remas dadaku. Perlahan kurasakan mulut Toni melumat bibirku. Lidahnya menjilati semua yg ada di mulutku. Aku hanya bisa terdiam tak bergerak, kurasakan pikiranku melayg jauh.
Birahiku mengalir di dalam darahku. Tubuhku semakin sensitif dan haus akan sentuhan. Terlintas di pikiranku berharap mendapatkan yg lebih lagi. Kurasakan buaian tangan Oktar di pahaku sehingga membuat daerah sensitif di selangkanganku semakin menjadi.
Kurasakan rokku perlahan diangkat Oktar. Tangannya mengelus-elus pahaku dari daerah paha luar, dalam dan sampai di belahan selangkanganku.
Terlintas di pikiranku bahaya bila pembantuku melihat kejadian ini. Perlahan kulepaskan bibirku dari bibir Toni. Dengan suara yg tegang dan gemetar akhirnya dapat kuucapkan,
“Udah dong..! Jangan ya, nanti pembantuku ngeliat.”
Akhirnya mereka berhenti.
“Sorry ya Rin, aku kangen ama kamu,” ucap Oktar.
“Aku juga, maaf ya.. abis tubuh kamu bagus nggak kayak pacar gua sekarang,” sahut Toni sambil salah satu tangannya mengelus dadaku.
“Nggak apa-apa aku juga, kita ke atas yuk!” ucapku.
Lalu kami bergegas pindah ke atas.
Selesai naik tangga ternyata Toni langsung memelukku sambil berjalan. Kedua tangannya menggeraygi buah dadaku. Kurasakan putingku menegang nyilu yg nikmat. Birahi mengalir dalam darahku membuatku terangsang.
Kemudian kami bertiga duduk. Dan tak lama kemudian tubuhku kali ini dirangkul oleh Oktar. Tangannya mengelus dan meraba pahaku, kemudian perlahan menyusup di rokku. Tak lama kemudian celana dalamku yg membentuk belahan kemaluanku terlihat jelas.
Tangannya bergerak dari bagian paha luar, dalam, dan selangkanganku. Terasa bibir vaginaku berdenyut dan sensitif. Sebenarnya tanpa mereka sadari aku sedang menikmati kejadian ini dan aku terangsang. Aku berusaha menyembunyikan perasaan ini.
“Rina.. Paha kamu mulus.. putih.. kulit kamu lembut ya,” sahut Oktar dengan kedua tangan yg menikmati tubuhku. Sesaat kemudian kurasakan tangan Toni mendekap salah satu buah dadaku yg sedang terangsang.
Sesaat nafasku tertahan kemudian batinku terdiam. Kurasakan nikmat di dadaku. Putingku sedang dialiri darah birahi. Perlahan daguku terangkat tinggi. Akhirnya nafasku berburu.
Tampaknya Toni dan Oktar tahu bila aku terangsang. Tanpa basa basi lagi mereka melakukan permainan selanjutnya. Perlahan tangan Toni yg mendekap dadaku turun dan menyusup kaosku. Kurasakan tangan Toni menyentuh kulit perutku dan menyusup sampai mendekap dadaku yg tertutup BH dan kemudian meremas-remas.
Daguku terangkat tinggi. Kemudian bibir Toni kurasakan mengecup dan mencuimi leherku. Mataku terpejam dan kugigit lembut bibir bawahku.
“Oouuhh..” dengan pelan desahan itu keluar dari mulutku. Semakin kukeluarkan suara dari mulut maka semakin mereka menjadi. Kurasakan tali BH-ku terlepas dan BH-ku mengendor. Entah siapa yg melakukannya.
Kurasakan tangan Toni mendekap dadaku secara langsung. “Aahh,” kurasakan. Dadaku diremas-remas lagi dan kemudian kedua putingku dimainkan oleh Toni. Nikmatnya!
Perlahan BH dan kaosku diangkat. Udara pun menyentuh putingku langsung dan merangsang tubuhku. Celana dalamku dibuka Oktar. Kaos dan BH-ku dilepas Toni. Rokku tidak ketinggalan. Pakaian yg menyelimuti tubuhku berserakan entah berada dimana.
Akhirnya tiada sehelai kainpun di tubuh ini. Semakin tubuhku polos semakin buaian udara merangsang tubuhku. Rasanya tubuh ini ingin dinikmati. Perlahan tangan Oktar membuat kakiku mengangkang lebar.
Rasanya buaian angin merangsang paha dalam dan daerah kemaluanku dan membuatku berharap untuk mendapatkan kenikmatan. Kurasakan bibir Oktar menyentuh dan mengecup bibir vaginaku. Daguku terus terangkat tinggi dan dadaku reflek membusung seakan menyodorkan diri. Kurasakan seperti ada setrum yg mengalir dari bibir vagina ke seluruh tubuh.
“Oouuhh..” dengan panjang kuucapkan. Kurasakan tangan Toni meremas dadaku dan memainkan putingku. Ah, dua titik sensitifku terangsang. Dengan reflek dadaku kubusungkan sesampai-sampainya.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Tampaknya Toni tidak diam melihatku begini. Segera ia menghisap salah satu putingku lagi. Ah, sekarang ketiga titik sensitifku terangsang. Kurasakan jari-jari Oktar perlahan masuk ke liang vaginaku. Lalu keluar lagi dan akhirnya keluar masuk dengan cepat dan serakah. Kurasakan birahiku melayg dan terangsang membuatku pasrah dan menikmati cara mereka yg sedang menikmati tubuhku. Kuarasakan kemaluanku basah.
Anusku juga terkena air yg mengalir. Tampaknya Oktar mengetahui hal ini. Perlahan salah satu jarinya masuk ke anusku. Semakin lama anusku licin dan jari Oktar dapat keluar masuk mudah. Akhirnya jari-jari Oktar keluar masuk dikedua liang tubuhku.
Nikmat kurasakan dan entah mengapa semakin kusodorkan kedua liangku ke arahnya. Bibir Oktar menikmati daerah pinggang dan perutku. Aah, seperti listrik mengalir dalam darahku dan juga daerah daerah tubuhku yg mereka sentuh.
Akhirnya kuterbaring dan kulihat Oktar melepaskan celananya. Kulihat miliknya terhunus dan ia tujukan ke liang vaginaku. Kurasakan sentuhan miliknya di bibir vaginaku. Perlahan-lahan masuk. Dagu dan dadaku terangkat tinggi.
“Aaahh..” kuucapkan sambil akhirnya milik Oktar menancap dalam di liang vaginaku. Kemudian ia keluar-masukkan. Kurasakan gesekan milik Oktar keluar masuk. Nikmat rasanya sampai-sampai anusku berdenyut-denyut. Mataku setengah terpejam dan kadang-kadang tubuhku goyg karena tak tahan merasakan nikmat.
Sekilas terlihat Toni melepaskan celananya. Kulihat miliknya lalu ia tempelkan ke mulutku. Kurasakan di bibirku dan tampaknya aku menyukainya. Perlahan miliknya dimasukkan ke dalam mulutku. Entah mengapa mulutku terangsang.
Lalu kudekap milik Toni dengan tanganku. Kuayun-ayunkan dan kuhisap dengan mulutku. Kurasakan seluk beluknya dan kunikmati dengan lidah dan mulutku. Kujilat, kuhisap, kutelan dan seterusnya.
Beberapa saat kemudian kurubah posisiku jadi mengungging. Dengan begini mulutku dapat menikmati milik Toni yg terhunus. Perlahan kurasakan kenikmatan yg berbeda. Milik Oktar perlahan ia cabut dari liang vaginaku dan kemudian ia hunuskan ke anusku yg kurasakan berdenyut-denyut nikmat.
Perlahan ia masukkan ke anusku yg sudah terangsang, basah dan longgar karena jemarinya. Akhirnya tertancap dalam dan ia keluar masukkan dengan pelan. Karena sudah licin maka ia keluar-masukkan dengan cepat dan akhirnya menyembur cairan di liang anusku.
“Ouuhh..” kuucapkan sambil menikmati semburan yg Oktar keluarkan. Setelah itu Oktar mendiamkan miliknya diam tertancap. Sesaat kemudian ia mainkan lagi. Anusku sangat licin karena cairannya.
Kadang ia keluarkan dulu dan kemudian dia tancapkan lagi. Tampaknya ia sengaja. Karena setiap tancapan aku mendesah karena merasakan nikmat.
Beberapa saat kemudian kurasakan banyak cairan yg menyembur dari milik Toni. Karena kubenar-benar terangsang maka kurasakan nikmat. Lalu kutelan dan entah mengapa malah membuatku tambah terangsang.
Setelah habis kulepaskan hisapanku. Toni terdiam. Oktar menarik pundakku. Sehingga ia dapat memelukku dari belakang. Tangannya meraba-raba dadaku.
Kurasakan ia berdiri dan aku tergantung di miliknya yg menancap. Kulihat Toni menghampiriku lagi. Kurasakan miliknya ia tancapkan ke liang vaginaku. Ah, aku diapit. Kurasakan kedua liangku mereka masuki. Dan akhirnya kami sama-sama sampai puncak dan puas.
Suasana rumah yg sepi sangat merangsang kami. Kemudian aku ajak mereka ke kamarku. Di sana tubuhku mereka nikmati lagi dan lagi. Aku pun menikmatinya juga. Karena gairah kami yg tinggi maka kami lakukan berulang-ulang.
Sampai disaat kuhisap milik mereka dan tiada cairan yg mereka keluarkan di mulutku dan liangku. Kurasakan tak ada semburan.
Karena sudah malam akhirnya kami jalan keluar bertiga. Kami jalan-jalan dengan mobilku yg kaca filmnya hampir 100%. Kami main di utara Jakarta. Kemudian kami buat mobil goyg sampai jam 04:00 pagi. Tentu kami melakukan istirahat.
Dan kami keluar dan balik jam 04:00 lebih. Tampaknya gairah seumur kami memang fit. Oktar dan Toni bergiliran menyetir. Dan diperjalanan tiada sehelai kainpun di tubuhku. Kondisi kaca mobil yg memungkinkan sehingga selepas dari mojok aku pun masih bercinta dengan mereka. Sampai-sampai penjaga karcis pun tidak melihat tubuh polosku.
Diperjalanan aku duduk di belakang dan mereka bergiliran bercinta denganku. Mungkin karena tubuhku yg lebih unggul dari cewek-cewek lain jadi mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan yg jarang ini. Dan mereka terus menikmati tubuhku.
0 komentar:
Posting Komentar