Langka! Polisi AS Divonis Bersalah Tembak Mati Remaja 15 Tahun
Seorang polisi di Texas, Amerika Serikat (AS) dinyatakan bersalah atas pembunuhan seorang remaja berusia 15 tahun keturunan Afrika-Amerika. Vonis bersalah semacam ini tergolong langka dalam kasus penembakan oleh polisi AS.
Seperti dilansir AFP, Rabu (29/8/2018), polisi kulit putih bernama Roy Oliver itu dinyatakan bersalah oleh juri pengadilan Texas, karena telah menembak mati seorang remaja kulit hitam bernama Jordan Edwards. Oliver telah dipecat dari pekerjaannya oleh kepolisian setempat.
Insiden ini berawal saat Oliver mendapat laporan soal sejumlah anak di bawah umur kedapatan minum alkohol di sebuah pesta yang digelar di pinggiran Dallas, Texas tahun 2017 lalu. Saat itu, Edward dan empat temannya yang tidak bersenjata, sedang pergi meninggalkan pesta.
Diungkapkan dalam persidangan yang digelar Selasa (28/8) waktu setempat, Oliver dengan menggunakan senapan melepaskan lima tembakan ke arah mobil yang ditumpangi Edwards dan teman-temannya. Tembakan itu menewaskan Edwards, yang terkena tembakan di kepala.
Juri dalam persidangan di Texas menyatakan Oliver bersalah atas dakwaan pembunuhan namun tidak bersalah atas dua dakwaan penyerangan.
Hukuman untuk Oliver belum diumumkan pengadilan setempat. Namun diketahui bahwa untuk dakwaan pembunuhan, Oliver terancam hukuman antara lima tahun hingga 99 tahun penjara.
Keluarga korban menyambut baik vonis bersalah terhadap Oliver ini. Sambil menangis, keluarga Edwards saling berpelukan usai vonis bersalah dibacakan. "Saya senang, sangat senang," ucap ayah Edwards, Odell, kepada wartawan.
Diketahui bahwa pihak kepolisian awalnya menyebut Oliver melepas tembakan karena mobil yang ditumpangi para remaja itu bergerak mundur secara agresif ke arahnya. Namun belakangan keterangan polisi diubah setelah menganalisis rekaman kamera tubuh (bodycam) yang terpasang pada Oliver. Pernyataan terbaru dari kepolisian menyebut mobil itu sedang melaju menjauh saat Edwards tertembak oleh Oliver.
Dalam sidang, Oliver menyatakan dirinya melepas tembakan karena mobil yang ditumpangi para remaja itu bergerak ke arah rekannya.
"Saya harus mengambil keputusan. Mobil itu akan menabrak rekan saya, ada ancaman di dalam mobil dan ketika kekuatan mematikan ada di depan kami, saya tidak ada pilihan lain selain menggunakan kekuatan mematikan," ucap Oliver.
Namun dalam keterangan terpisah, rekan Oliver, Tyler Gross, mengakui dirinya saat itu sama sekali tidak merasa dalam bahaya. "Saya hanya ingin mereka berhenti. Saya tidak dalam bahaya saat itu," ucap Gross.
Vonis bersalah terhadap polisi AS yang menewaskan warga keturunan Afrika-Amerika tergolong langka. Kebanyakan polisi AS yang terlibat kasus penembakan hingga tewas biasanya hanya dijatuhi sanksi administratif. Menurut media lokal, Fort Worth Star-Telegram, Oliver merupakan polisi aktif pertama dalam 40 tahun terakhir di AS, yang dinyatakan bersalah dalam kasus penembakan fatal.
0 komentar:
Posting Komentar