Perubahan Iklim punya andil besar dalam kasus Bunuh Diri
Tidak ada yang menyangka, perubahan iklim memicu depresi dan menambah daftar panjang kasus bunuh diri. Kita tahu, perubahan iklim dapat meningkatkan penyebaran berbagai penyakit. Namun, belum ada yang mengaitkan gangguan kesehatan mental dengan perubahan iklim. Kini, studi terbaru menegaskan adanya kaitan antara perubahan iklim dengan peningkatan depresi. Menariknya, studi ini menyebut perubahan iklim bertanggung jawab atas ribuan kasus bunuh diri tambahan yang kemungkinan bakal terjadi dalam beberapa dekade mendatang.
Kami telah mempelajari dampak pemanasan global terhadap konflik dan kekerasan selama bertahun-tahun. Kami menemukan, manusia lebih sering bertengkar saat cuaca panas,” kata Profesor Solomon Hsiang, dari University of California, Berkeley, dilansir The Independent, Senin (23/7/2018). "Tampaknya pikiran manusia sangat mudah terpengaruh karena panas dan membuat kita berperilaku buruk," imbuh Hsiang.
Angka ini diperkirakan setara dengan 21.000 kasus bunuh diri di kedua wilayah tersebut.Untuk mendukung kesimpulan itu, para ilmuwan menemukan peningkatan suhu yang lebih tinggi setiap bulannya berimplikasi pada meningkatnya penggunaan diksi depresif seperti "kesepian" dan "bunuh diri" di Twitter. Perlu diperhatikan, seberapa padat populasi suatu daerah atau seberapa terbiasa warganya dengan cuaca yang panas tidak membedakan hasil tersebut.
Ini penting bagi kita untuk memahami kesehatan mental serta apa yang perlu kita lakukan dengan kondisi suhu bumi yang terus memanas," ujar Burke. "Ribuan kasus bunuh diri terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim yang signifikan bukan hanya sekedar angka semata; mereka mewakili kerugian tragis bagi keluarga di seluruh negeri,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar