Enaknya Saat Penis ku Dikocok Dan dihisap Oleh Janda Montok Penuh Nafsu..
Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..? kataku bercanda.
Coba aja kalau berani, siapa takut..! jawabnya sambil menirukan iklan di TV.
Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CDnya, merapihkan rok, blus dan BHnya yang kusut. Sementara saya juga merapihkan kembali celana saya.
Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.
Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi. saya mengingatkan.
Pasti donk, mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung. canda dia.
Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..? godaku.
Pasti enak kok kalau udah lama. jawab dia.
Setelah kami semua rapih, Mbak Yati aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.
Sesampainya di rumah MBak Yati, cuaca masih gerimis. Mbak Yati menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.
Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu. ajak Mbak Yati.
Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?
Sampai di dalam rumah Mbak Yati, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Yati, katanya Tarno hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.
Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno. pinta Mbak Yati sambil senyum penuh arti.
Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Yati.
Nggak mau kalau tidur di kamar Tarno, aku takut sendirian. godaku.
Emangnya takut sama siapa..?
Ya takut kalau Mbak Yati nanti nggak nyusul ke kamarku.
Ssstt..! Jangan keraskeras, nanti ada yang denger. Mbak Yati cemberut, takut kalau ada yang dengar.
Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Tarno, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..! saya purapura merajuk.
Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku. bisik Mbak Yati pelan.
Siip dach..! aku ceria dan langsung pergi mandi.
Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, purapura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Yati. Saya akan bercinta dengan orang yang sudah bertahuntahun saya idamkan.
Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kirakira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar purapura pergi ke kamar mandi. setelah benarbenar sepi, saya mengendapendap masuk ke kamar Mbak Yati.
Lampu di kamar Mbak Yati remangremang. Mbak Yati tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Yati. Tubuh Mbak Yati yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Yati yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat.
Mbak Yati saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik, Sudah nggak sabar ya..?
Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..
Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Yati mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Yati untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremasremas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Yati sudah tidak memakai BH lagi.
Eranganerangan lembut Mbak Yati mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerakgerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasanremasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Yati kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Yati juga sudah tidak memakai CD, sehingga kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.
Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluasluasnya tangan saya untuk membelaibelai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Yati kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.
Uuuccghh.. Allvii..!
Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelaibelai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya.
Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.
Jari tengah saya gunakan untuk mebelaibelai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Yati semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.
Lidahku masih menarinari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Yati. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.
Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..
Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.
Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Yati sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Yati menggelinjanggelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.
Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Yati menjambak rambut saya. Kepalanya menggelenggeleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tidak karuan, Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..
Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Yati semakin kacau. Gerakangerakan tubuh, kaki dan gelengangelengan kepala Mbak Yati semakin kencang. Dadanya tibatiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengerti kalau saat ini detikdetik orgasme akan segera melanda Mbak Yati. Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Yati, maka kedua putingnya saya usapusap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tibatiba, Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!
Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengahengah, Mbak Yati bangun dan duduk.
Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..! kata Mbak Yati sambil menidurkan saya telentang.
0 komentar:
Posting Komentar